Aktivis Muda NU Bentuk GPM Nusantara

Ahmad Maududi, SH, MH, Ketua Umum DPP GPM Nusntara.

SURABAYA, SUARADATA.com-Aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi mendeklarasikan dan membentuk Gerakan Pemuda Moderat (GPM) Nusantara.

Ketua Umum sekaligus deklarator GPM Nusantara, Ahmad Maududi, Jumat (12/3/2021) menyatakan, Gerakan ini lahir untuk meneguhkan barisan pemuda. Tujuannya, agar tetap menjaga nilai-nilai moderat di era digital native yang telah disebutkan dalam al-Qur’an yakni “Ummatan Wasathan.

“Saat ini dunia memasuki era keterbukaan. Hampir tak ada lagi sekat antar negara dan bangsa. Terlebih ditengah maraknya digitalisasi informasi. Menyikapi kenyataan itu, sejumlah aktivis muda berlatar NU berinisiatif membentuk wadah bersama untuk menghimpun kader-kader berpikiran moderat. Wadah ini diberi nama Gerakan Pemuda Moderat Nusantara atau GPM Nusantara,” beber Ahmad Maududi.

Sementara itu, Anggota DPRD Jatim sekaligus Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN), Muhamad Fawait mengapresiasi terbentuknya Gerakan Pemuda Moderat Nusantara. Menurut politikus muda Gerindra ini, pemuda harus menjadi kader penggerak di tengah masyarakat.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri IV ini mengingatkan, Indonesia khususnya Jawa Timur punya bonus demografi. Sebab, jumlah penduduk usia produktifnya sangat tunggi. Potensi itu tentu harus salurkan lewat sebuah wadah yang positif.

“Bonus demografi harus disikapi oleh pemuda. Sebab pemuda adalah agen perubahan, ditangan pemuda ini lah arah bangsa mau di bawa ke mana. Karena itu, saya mendukung GPM Nusantara sebagai wadah yang bisa menghimpun potensi anak muda,” paparnya.

Ditempat yang sama, Koordinator Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) Jatim, Muhamad Didi Rosadi menyampaikan, bersikap moderat saat ini menjadi keharusan, bukan lagi pilihan. Sebab saat ini dunia semakin terbuka, tidak ada lagi sekat atau batasan.

Disinggung pula pertemuan antara Paus Fransiskus dengan Ayatollah Ali Sistani di Irak, pekan lalu. Dalam pertemuan itu disepakati perseteruan atas nama perbedaan agama harus dihentikan.

“Karena itu, sikap moderat dan saling menghormati hari ini menjadi keniscayaan. Kalau kita mau berubah, maka akan ditelaah oleh zaman,” kata pria yang akrab disapa Diday itu.

Weebinar yang mengambil tema “Membangun Peradaban Pemuda Moderat di Era Digital Natives” ini sekaligus momentum deklarasi Gerakan Pemuda Moderat Nusantara. Dalam acara acara yang digelar secara dari itu hadir hampir 100 peserta dari berbagai latar belakang.

Diantaranya Roemah Bhineka, Gema Indonesia, Kordinator Pusat BEM Nusantara, Eko Prasetyo, sejumlah OKP, politisi lintas partai dan aktivis mahasiswa dan BEM. Hadir juga memberi doa dan restu, KH. Ali Maschan Moesa, tokoh NU yang juga Rektor Uniska Kediri.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top