Baznas Berikan Rp 27 Juta Bagi Warga Terdampak Kayutangan Heritage

Wali Kota Malang, Sutiaji didampingi Ketua Baznas setempat Sulaiman dan Plt. Camat Klojen Mulyono, saat menyerahkan secara simbolis dana kompensasi Rp 500 ribu, terkait dampak pembangunan Kayutangan Heritage, di aula Kelurahan Kauman kepada warga. Foto: Afd.

MALANG, SUARADATA.com-Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang atas nama Pemkot telah menggulirkan dana kompensasi kepada 54 orang senilai total Rp 27 juta.

Kompensasi itu sebagai bentuk kepedulian pada warga Kauman yang terdampak pembangunan Kayutangan Heritage. Sedangkan, kompensasi langsung diserahkan di aula kelurahan setempat, Kamis (4/3/2021).

Ketua Baznas Kota Malang, Sulaiman menjelaskan, berdasarkan data yang masuk ke Baznas sebanyak 77 berkas pengajuan. Usai seleksi, ternyata hanya 54 orang yang lolos verifikasi.

“Sisanya 23 berkas gagal verifikasi, disebabkan tidak memenuhi syarat dan berdomisili di kabupaten,” jelas dia.

“Perlu diketahui, untuk kompensasi hari ini diambilkan dari gerakan menabung seribu selama ini berhasil dihimpun di segenap OPD (ASN),” imbuh Sulaiman

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, dana kompensasi ini bagian dari apresiasi atau kepedulian Pemkot kepada warga terdampak atas program pembangunan yang diselenggarakan pemerintah. Harapannya, warga tidak melihat bentuk nilai kompensasinya.

“Akan tetapi, bisa menerima dengan tulus atas perhatian dan kepedulian yang kami berikan,” ucap Sutiaji.

Disinggung, kenapa pihak PT Widya Satria selaku pemilik proyek tidak dilibatkan dalam merealisasikan keluhan warga terdampak. Sutiaji menjawab permohonan maaf.

“Mohon maaf mas mereka hanyalah pelaksana, sebab perencanaannya datang dari Pemkot Malang,” jawab dia.

Chulfianingsih, warga RW 2 Kelurahan Kauman. Salah satu dari 54 orang yang menerima dana kompensasi Rp 500 ribu. Ulfa menyatakan, sebenarnya dana sebesar itu jika dikalkulasi akibat dampak pembangunan selama tiga bulan.

“Kami pastikan gak sebanding, ibarat kata hanya cukup buat beli garam atau cabai, sedangkan buat kebutuhan yang sebenarnya jauh dari kata cukup,” ujar Ulfa.

Ditambah lagi dana kompensasi yang dikeluarkan dari Baznas Kota Malang, notabene tidak relevan dengan permasalahan sebenarnya. Sementara PT Widya Satria selaku pemilik proyek Kayutangan Heritage malah tidak dilibatkan sama sekali.

“Akan tetapi, mau gimana lagi faktanya kemampuan Pemkot hanya seperti ini dari pada kosong melompong. Namun demikian, kita (pekerjaan) akan terus memperjuangkannya. Dan Pemkot hendaknya turut memikirkannya,” tandasnya.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top