Beri Pendidikan Iklim Bagi Petani, Stasiun Klimatologi Jatim dan Stasiun Meteorologi Tuban Gelar Sekolah LSI
TUBAN, SUARADATA.com-Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perubahan iklim yang akan terjadi, serta untuk mendukung adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian. Stasiun Klimatologi Jawa Timur bersama Stasiun Meteorologi Kabupaten Tuban, menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik.
Kegiatan yang diikuti seluruh Kepala UPT BMKG se-Jawa Timur, serta perwakilan petani dan penyuluh yang ada di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tuban, digelar disalah satu cafe di Kecamatan Merakurak, Kamis, (4/7/2024).
Diketahui, kegiatan SLI ini rutin diselenggarakan satu tahun sekali oleh Stasiun Klimatologi Jatim secara bergilir, di Kabupaten / Kota yang ada di Jawa Timur. Dan kebetulan tahun ini diselenggarakan di Tuban, sebelumnya di tahun 2023 Stasiun Maritim Perak Surabaya juga selenggarakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Tuban.
Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama mengatakan, konsep kegiatan sekolah lapang iklim ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perubahan iklim yang akan terjadi. Sehingga, untuk mengantisipasi hal tersebut BMKG dapat memberikan pendampingan kepada masyarakat ketika menghadapi perubahan iklim, dengan cara mengakses informasi seputar cuaca maupun iklim.
“Kalau Stasiun Meteorologi Tuban hanya mempresentasikan bagian cuaca saja, dan Stasiun Klimatologi Jatim yang akan menjelaskan terkait iklim. Ini bertujuan agar petani bisa membedakan antara cuaca dan iklim, untuk mengurangi resiko gagal panen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan adanya perubahan iklim ini dapat merubah pola cuaca dan curah hujan yang bisa berpengaruh pada pasokan air. Harapannya masyarakat bisa tahu, kalau bulan depan curah hujannya sedikit, jadi bisa menyesuaikan pola tanaman yg sesuai, begitupun sebaliknya.
Terkait cuaca, kata Zem dapat diprediksikan 1-3 hari kedepan, dan untuk gelombang dapat diprediksikan hingga 7 hari kedepan. Sedangkan untuk iklim, dapat diproyeksikan kondisi iklimnya di 10 hari keatas bahkan 5 tahun kedepan.
“Kalau konsep hujan, BMKG Tuban sudah punya prediksi 10 hari, 1 bulan, 3 bulan, hingga 6 bulan. Itu bisa diakses di website Stasiun Klimatologi Jatim,” katanya.
Zem berharap, melalui kegiatan ini petani di Tuban dapat menyadari perubahan iklim yang mulai terjadi, serta paham penggunaan informasi cuaca dan iklim yang diberikan oleh BMKG terkait perubahan pola hujan.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur Anung Suprayitno dalam sambutannya mengatakan, bahwa BMKG akan terus berkomitmen untuk hadir di tengah-tengah masyarakat.
“Ini masih lingkup kecil terkait SLI. Harapannya, kami bisa saling berkolaborasi lebih jauh lagi bersama Pemkab Tuban maupun masyarakat. Karena juga ada Sekolah Lapang Iklim Operasional yang mengawal proses tanam hingga panen di sektor pertanian,” pungkasnya.(Sal/And/Red)