EMCL Gelar Webinar UMKM Survive di Masa Pandemi

Reporter: Nursalam

BOJONEGORO,SUARADATA.com-Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan menyebabkan sebagian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) salah satu sektor ekonomi yang terdampak. Bahkan banyak pengusaha yang mengalami penurunan omset hingga gulung tikar.

Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan semangat pengusaha mikro, kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.

Sebagai upaya meningkatkan wawasan, kemapuan dan peluang UMKM diwilayah Bojonegoro dan Tuban, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama dengan IDFoS Indonesia, menggelar Webinar UMKM “Survive di Masa Pandemi”.
Dengan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19, acara dilaksanakan secara daring, di Aston Hotel Bojonegoro City, Rabu (16/12/2020).

“Live Streaming dan webinar ini sebagai upaya EMCL untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, dan peluang pasar, (UMKM) di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, dan diharapkan dapat mendorong kinerjanya,” kata External Affairs Manager EMCL Ichwan Arifin dalam sambutannya.

Lebih lanjut Ichwan menambahkan, melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM), EMCL berupaya untuk terus mendukung masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Dukungan itu berupa tiga sektor pengembangan yaitu pendidikan, pengembangan ekonomi, dan kesehatan.

“Kolaborasi EMCL dan IDFoS dalam program ini merupakan bentuk nyata dukungan EMCL di sektor pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu peserta webinar Sri Kayatin, pengusaha kecil dari Kabupaten Tuban dan pemilik merek dagang Dkayateen mengungkapkan, omset penjualannya menurun drastis sejak bulan Maret akibat pandemi.

Tak hanya Sri Kayatin yang hadir dalam acara webinar ini, dua penerima manfaat Program Pengembangan Masyarakat (PPM) EMCL yakni Miftahul Huda, Pengusaha Jamur Tiram asal Desa Ngraho, Kecamatan Gayam dan Nurul Siti Nurul Hidayati, Penggerak Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA).

Baik Nurul maupun Kayatin menyampaikan, keduanya sempat mengalami penurunan omzet diawal pandemi. Namun, dengan adanya inisiatif memasarkan melalui media sosial seperti facebook, Instagram, dan Whatsapp, mereka dapat meraup omzet lebih tinggi.

“Selama bulan Mei, Juni hingga Juli, Dkayateen bisa meraih omzet hingga 14 kali lipat meski sebelumnya mengalami penurunan,” tutur Bu Kayatin.

Bu Kayatin menambahkan, halangan berjualan offline tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus beinovasi. Dengan kegigihan ini, Sri Kayatin meraih gelar Juara 1 Adikarya Pangan Nusantara tingkat Kabupaten Tuban.

Sama halnya dengan Nurul, permintaan pasar terhadap produknya justru mengalami peningkatan ketika pandemi. Karena kegigihannya memasarkan produk secara online. Kunci dari keberhasilan mereka adalah menjaga hubungan dengan konsumen.

Berbicara tentang konsumen, Anifah Mei Karti pemilik usaha Bakpia asal Yogyakarta Phia Deva menyampaikan, modal yang baik untuk memulai bisnis dan mengembangkan pasar adalah perilaku yang baik ketika menangani konsumen. Lalu memasarkan produk, hingga bagaimana menangani komplain dari pembeli.

“Berbudi pekerti baik adalah kunci yang sukses yang menghantarkan kita menuju peluang-peluang usaha yang sukses,” imbuhnya.(Sal/And/Red) 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top