Gubernur Jatim Gelar Silaturahmi dengan Waranggono Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan
TUBAN, SUARADATA.com-Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengadakan silaturahmi yang penuh makna dengan komunitas waranggono dari Tuban, Bojonegoro dan Lamongan, pada Minggu (23/3/2025).
Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Kabupaten Tuban ini tidak hanya sekadar pertemuan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antara seniman waranggono dan pemerintah.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, rasa bahagianya bisa berkumpul bersama waranggono dari tiga daerah ini. Ia berjanji akan mendukung rencana ziarah mereka ke makam Nyai Roro Kepyur, sebagai bentuk penghormatan kepada sejarah dan budaya.
“Semoga Allah memberikan izin, kita dipertemukan di tempat yang penuh berkah ini, di Pondok Pesantren Sunan Bejagung,” ujarnya dengan penuh kehangatan.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung seni waranggono.
“Saya sangat menikmati lagu Indonesia Raya yang dilantunkan oleh sekian banyak waranggono, dan saya sampaikan terima kasih yang mendalam kepada para seniman,” kata Khofifah.
Dalam hal ini, Khofifah dalam mendukung seni dan budaya lokal serta memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, khususnya komunitas seni waranggono yang merupakan simbol keberagaman budaya di Jawa Timur.
“Kepada mbak-mbak waranggono pertama saya sampaikan terimakasih, kedua terimakasih dan ke tiga terimakasih,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan waranggono Tuban, Mirawati,m menyampaikan, rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah mendukung perkembangan seni ini.
“Kami berharap, ke depan, perhatian dari pemerintah baik secara moral maupun material terus diberikan agar kami bisa berkontribusi lebih besar, khususnya bagi kemajuan Jawa Timur dan Indonesia,” tambahnya.
Ia menjelaskan, seni waranggono adalah bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
“Seni waranggono bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga kekayaan budaya Nusantara yang wajib kita pertahankan,” tegasnya.
Momen ini juga diwarnai oleh kehadiran pengasuh pondok pesantren Sunan Bejagung, Kh Abdul Matiin Djawahir, yang berbagi cerita tentang sejarah spiritual kawasan tersebut.
Yai Matin memaparkan Nyai Roro Kepyur, yang dikenal sebagai wali Allah pada masa Majapahit, juga berperan penting dalam dunia intelejen kala itu, menjadi bagian dari kisah perjalanan panjang waranggono yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa Timur.(Sa/And/Red)