Gus Muhaimin: KH Ahmad Sofyan Inspirator Politik Bagi Saya

Gus Muhaimin menghadiri Haul ke X, KH Ahmad Sofyan Miftahul Arifin di Ponpes Mambaul Hikam, Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, Situbondo, Kamis (13/1/2022). foto : istimewa

SITUBONDO, SUARADATA.com-Ketua Umum DPP PKB Gus Muhaimin Iskandar dikenal sebagai keponakan sekaligus murid politik Gus Dur.

Namun, ternyata ada sosok lain yang menjadi inspirator orang nomor satu di PKB itu dalam berpolitik. Sosok tersebut adalah Alm KH Ahmad Sofyan Miftahul Arifin Situbondo.

“Almarhum Kiai Sofyan selalu memberikan motivasi kepada saya sehingga sampai saat ini saya masih punya semangat berjuang di jalur politik. Beliau lah inspirator politik saya,” ujar Gus Muhaimin secara terbuka saat menghadiri acara Haul X KH Ahmad Sofyan Miftahul Arifin di Ponpes Mambaul Hikam, Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Kamis (13/1/2022) yang didamping oleh Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid.

Menurutnya, kehadiran KH Sofyan membawa khasanah keilmuan baru, utamanya saat Kiai Sofyan pulang dari Madinah. Sehingga orang-orang yang bertemu atau silaturahmi dengan kiai Sofyan mendapatkan ilmu baru, termasuk soal bab berpolitik.

“Almarhum Kiai Sofyan selalu memberikan motivasi kepada saya sehingga sampai saat ini saya masih punya semangat berjuang di jalur politik. Beliau lah inspirator politik saya,” kata salah satu Pimpinan DPR RI itu.

Mantan Ketua Umum PB PMII itu mengingat kembali kenangannya saat bersama Kiai Sofyan. Dimana sosok kiai Sofyan pernah sharing dan memberikan wejangan dalam berpolitik kebangsaan. Masukan dan motivasi yang diberikan tersebut kemudian menjadi motivasi dirinya dalam membesarkan PKB.

“Ranah politik tidak semudah yang kita duga. Namun, berkat doa dan motivasi almarhum Kiai Sofyan, Kiai Kholil dan Kiai Zaki, Alhamdulillah hingga saat ini kami masih kuat berjuang melalui jalur politik,” pungkasnya.

KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin tak hanya kesohor sebagai kiai yang mengasuh pesantren. Ia dikenal sebagai ulama yang memiliki penguasaan yang dalam terhadap ilmu-ilmu keislaman terutama fikih dan tasawwuf. Seluruh hidupnya dicurahkan untuk membangun moral masyarakat dengan berlandas tumpu terutama kepada kitab Ihya’ Ulum al-Din karya Imam al-Ghazali.

“Karena itu, ia kerap kali terjun langsung di tengah masyarakat. Ngaji kitab bersama masyarakat dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Kehadirannya pun menjadi keberkahan bagi warga Situbondo,” bebernya.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top