Kemenag Kota Malang Launching SIJAKA dan Kampung Zakat

Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Achmad Zayadi didampingi Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Mochtar Hazawawi. Menandatangani launching program SIJAKA di aula MAN 2 setempat. Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Kementerian agama (Kemenag) Kota Malang kembali melaunching aplikasi baru bernama sistem informasi jaringan lembaga zakat dan waqaf (SIJAKA). Selain itu, kemenag juga melaunching binaan Kampung Zakat (KZ) di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Tanjungrejo, Sukun Kota Malang.

Launching tersebut ditandatangani oleh Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Achmad Zayadi, bertempat di aula MAN 2 setempat, Sabtu (10/10/2020).

Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Mochtar Hazawawi menjelaskan, hadirnya SIJAKA ini untuk pemberdayaan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Terutama, yang memiliki data zakat sekaligus data waqaf di kota setempat. Tujuan kedepannya agar saling bersinergi tentang zakat, menggali dan meningkatkannya potensi zakat lebih optimal.

“Berikutnya, keberadaan KZ Sidomulyo sudah setahun berjalan yakni tahun 2019 kemarin,” paparnya.

Kata dia, KZ memiliki empat program bernama Nukus (walikan, Sukun) Mengaji, Nukus Sakinah, Nukus Peduli, Nukus Cerdas.

“Kesemuanya, saling mendukung satu sama lainnya,” tandasnya.

Menurut Mochtar, dari empat Nukus di KZ Sidomulyo ditekankan mampu mengaji (kuat agamanya) dan membina rumah tangganya harmonis dan bahagia. Selanjutnya, warga mampu mencapai taraf pendidikan memadai dan berkualitas.

“Utamanya, sesama warga saling peduli (guyub rukun),” bebernya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jatim, Achmad Zayadi sangat mengapresiasi inovatif dari Kemenag Kota Malang. Aplikasi ini bentuk respon peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

“Dan ini menjawab dan menyesuaikan atas tuntutan masyarakat mengikuti masa yang ada,” terang Zayadi.

Pelayanan masyarakat secara cepat, akurat, efektif dan efisien. Menjadi tantangan tersendiri, sekaligus bisa membanggakan, manakala penerapannya berhasil dijalani dengan sukses.

“Harapannya aplikasi tersebut, memberikan indeks kepuasan bagi masyarakat,” cetusnya.

Disinggung soal zakat, hasil kajian antara Baznas dan FEM ITB skala nasional mencapai Rp 217 triliun. Tetapi, faktanya Baznas sendiri baru mencapai Rp 4 triliun. Sehingga, saluran lembaga zakat belum menyajikan menyeluruh dan maksimal bagi para Muzakki.

“Untuk itu, bersama semua komponen seperti ormas NU dan Muhammadiyah maupun lainnya. Kami bergegas mendorong dan menggali pemberdayaannya atas potensi zakat lebih optimal,” timpalnya.

Ia menambahkan, zakat bukan sekedar pranata agama, namun bisa menjadi pranata sosial ekonomi. Jawa Timur sendiri di tahun 2018, hampir tembus Rp 55 miliar nilai zakatnya.

Mengingat zakat sendiri memiliki nilai kekuatan banyak hal. Salah satu contohnya, menjadi kekuatan ekonomi dalam mengurangi angka kemiskinan.

“Utamanya menguatkan kesejahteraan bagi masyarakat secara real, sehingga butuh dimaksimalkan,” pungkasnya.

Sedangkan, Kepala bagian Kesra Pemkot Malang, Achmad Mabrur, turut mengapresiasi sekaligus siap berkolaborasi dengan Kemenag.

“Kesra sendiri sejauh ini sudah menggandeng 24 LAZ. Kedepannya, bersinergi dan memaksimalkan potensi zakat secara berbarengan,” ujar Mabrur.(Afd/And/Red) 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top