Kenalkan Profesi Damkar Sejak Dini, Damkar Tuban Terima Kunjungan IGRA Plumpang

Salah satu peserta dari IGRA saat memadamkan api.

TUBAN, SUARADATA.com-Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tuban menerima kunjungan dari Pengurus Cabang Ikatan Guru Raudlotul Athfal (PC IGRA) Kecamatan Plumpang di alun-alun Tuban, Kamis (26/1/2023).

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka puncak tema dan outing class. Kemudian, IGRA Kecamatan Plumpang dengan memperkenalkan profesi dan apa saja tugas-tugas damkar.

Kegiatan yang diikuti sedikitnya 1.628 anak didik, wali murid dan para tenaga pengajar yang tergabung dari 8 lembaga pendidikan Kelompok Belajar (KB) dan 22 Raudlatul Athfal (RA) se- Kecamatan Plumpang.

“Kegiatan ini merupakan puncak tema outing class semua lembaga KB dan RA se- Kecamatan Plumpang. Ini diikuti 8 lembaga KB dan 22 RA dengan jumlah siswa, wali murid dan ibu gurunya 1.628 orang,” kata Ketua PC IGRA Kecamatan Plumpang, Nurul Hasanah.

Lanjutnya, tujuan diadakannya giat ini ingin memperkenalkan apa kegiatan damkar, mengenal profesi damkar dan apa saja tugas-tugas yang diselenggarakan oleh tim damkar serta tanggungjawabnya.

“Harapannya untuk anak-anak bisa memiliki karakter yang positif, yakni menjadi manusia yang tanggung jawab dan disiplin,” imbuh Bunda Nurul sapaannya.

Ditempat yang sama, Kabid Damkar pada Kantor Satpol PP dan Damkar Tuban, Sutaji menambahkan, kegiatan kunjungan tersebut diisi dengan sosialisasi tentang penanganan kebakaran.

“Kunjungan ini merupakan terbesar dan terbanyak selama ini dari pada kunjungan-kunjungan sebelumnya,” timpal mantan Camat Bancar itu.

Sedangkan materi yang disampaikan, pihaknya menerangkan materi penanganan dasar, seperti pemadaman api dengan cara manual, dengan cara penyemprotan, penanganan tabung gas bocor atau kompor gas terbakar.

“Pada 2022, dari 57 kejadian kebakaran yang terbanyak kedua adalah berasal dari dapur, dan yang paling banyak adalah konsleting listrik,” terang Sutaji.

Ia berpesan, kepada wali murid dan guru pendamping melalui kegiatan ini minimal bisa paham penanganan dasar atau awal.

“Dan kalau tahu lebih maksimal, berarti harus digetok tularkan kepada masyarakat, tetangga kanan kiri dan sanak saudara,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top