Konversi Power Supply, Efisiensi Pertamina EP Hadapi Kondisi Triple Shocks

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com-Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai Triple Shocks memiliki dampak terhadap industri hulu migas di Pertamina.

Menghadapi itu, PT Pertamina EP terus berupaya melakukan upaya optimalisasi kegiatan operasional. Tujuannya, untuk mencapai Program Efisiensi yang sedang digalakkan agar tetap bisa survive.

Salah satu upaya efisiensi yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field mulai membuahkan hasil yang menggembirakan. Sebab, perusahaan berhasil melakukan efisiensi dalam hal konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator menjadi Power Supply dari PLN.

“Program ini, merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019,” ujar Moh Sidik Asngari RAM Assistant Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field sebagai inisiator dari Program ini, saat acara media Gathering PEP Asset 4 Field Sukowati bersama wartawan di Tuban, Jumat (4/12/2020).

Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021. Sedangkan, akan terealisasi secara penuh sekitar pertengahan 2021 melalui Rencana Kerja ABI (Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS).

Sebagai jantung penggerak operasi produksi, Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant. Fasilitas ini membutuhkan daya masing-masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan Utilities lainnya. Dengan Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field.

“Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi covid-19,” ujarnya.

Beberapa manfaat dari Program Konversi ini diantaranya, bisa efisiensi biaya operasional akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sekitar 360 kW (Pad A & B). Kemudian, didapatkan efisiensi biaya operasional sebesar Rp 625.575.848 Per Bulan dari biaya operasional.

Sedangkan, sebelum menggunakan Power PLN adalah sebesar Rp. 1.166.632.745 per Bulan menjadi Rp 541.056.896 per Bulan setelah menggunakan Power PLN. Lalu perusahaan masih bisa ditingkatkan efisiensi nya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B).

“Selain itu, juga dapat menurunkan emisi karbon dari penggunaan fuel consumption menjadi berkurang karena sudah beralih ke Power PLN. Serta breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 untuk program Konversi Power dapat direalisasikan pada akhir tahun 2020,” tambahnya.

Sementara itu, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Indarwan Harsoni, mengapresiasi Program ini. Jika melihat ketersediaan Power yang ada dan kondisi saat ini, ESP masih menggunakan Power Supply dari Diesel Engine Generator. Pengalihan power supply ESP untuk Pad B dari Diesel Engine Generator ke PLN ini dilakukan agar Potensi Efisiensi lebih optimal.

“Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini dapat terwujud berkat usaha dan perjuangan teman-teman semua sehingga dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field. Saya sangat berterima kasih kepada para PERWIRA – PERWIRA Sukowati Field yang telah bekerja keras tidak kenal lelah, untuk memajukan Sukowati Field,” ujar Soni, panggilan akrabnya.(Sal/And/Red) 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top