Kuartal III 2022, SBI Catat Laba Bersih Rp 594 Miliar
TUBAN, SUARADATA.com-Masa adaptasi selama lebih dari dua tahun masa pandemi, membuktikan resiliensi SBI dalam industri yang pasarnya mengalami hiperkompetisi dan inflasi komoditi. Hingga kuartal III atau tahun 2022, terdapat kontraksi permintaan semen nasional jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, hingga akhir September 2022 volume penjualan semen dan SBI relatif stabil dengan kenaikan 1,65 persen menjadi 9,9 juta ton. Selain itu, peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp 9 triliun atau naik 12,51 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dampak kumulatif kenaikan biaya energi dan bahan bakar pada distribusi, menyebabkan kenaikan beban pokok pendapatan dan biaya distribusi seiring kenaikan volume penjualan.
Meski demikian, sinergi dengan SIG untuk mengoptimalkan penjualan dan optimalisasi efisiensi operasi berhasil membantu SBI mempertahankan laba kotor yang relatif stabil menjadi Rp 2 triliun. Penurunan beban keuangan turut membantu SBI mempertahankan kinerja positif secara keseluruhan sehingga tercapai Laba Bersih sebesar Rp594 miliar.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan bahwa SBI akan terus mengutamakan fokus keberlanjutan pada setiap upaya Perusahaan untuk berinovasi pada produk, layanan dan seluruh kegiatan operasi Perusahaan.
“Setiap tahun pasti ada tantangan. Fokus kami tidak hanya untuk mengatasi tantangan bisnis saat ini, tapi lebih pada bagaimana memastikan keberlanjutan usaha di masa depan agar proses produksi dan bahan bangunan bisa lebih ramah lingkungan, operasi dan layanan lebih efisien, dan yang paling penting membantu pelanggan serta pemangku kepentingan turut berpartisipasi dan mendapatkan manfaat atau nilai tambah dari keberadaan Perusahaan,” ucapnya, pada Sabtu (29/10/2022).
Belum lama ini, SBI menandatangani kesepakatan pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan (refuse-derived fuel/RDF) yang diproses dari fasilitas RDF di TPST Bantargebang. Pemanfaatan RDF sebesar 150 ton per hari dari Bantargebang.
“Ini akan menjadi bagian dari upaya SBI dalam berkontribusi membantu memecahkan masalah sampah kota, dan meningkatkan substitusi batu bara selain dari limbah industri dan biomassa khususnya di Pabrik Narogong, Bogor, Jawa Barat,” tambahnya.
Lanjutnya, setelah memelopori penerapan teknologi RDF di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, SBI terus berupaya memperluas kemungkinan replikasi proyek serupa untuk membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat, serta lebih banyak potensi sumber energi baru terbarukan untuk industri yang lebih hijau.
“Berbagai inisiatif yang berorientasi pada keberlanjutan yang dilakukan Perusahaan, membuat SBI mampu terus menghadirkan produk-produk dan solusi ramah lingkungan,” tuturnya.
Bersama dengan SIG, SBI turut serta dalam peluncuran buku “Trotoar Untuk Kota Berkelanjutan” yang diadakan di Jakarta, awal Oktober lalu. “Tidak hanya semennya yang ramah lingkungan, tapi formulasi dalam produk turunan seperti beton ternyata memberi manfaat yang lebih besar lagi.
“Aplikasi beton berpori pada trotoar untuk penyerapan air yang lebih baik dan estetis di sejumlah ruas jalan di Provinsi DKI Jakarta, merupakan bukti bahwa solusi yang mengutamakan keberlanjutan semakin dibutuhkan pada kota-kota besar yang terus berkembang karena peningkatan urbanisasi,” pungkasnya.(Sal/And/Red)