Melalui Alat Evaporator Cepek, Unirow Bantu Tingkatkan Produksi Garam di Tuban


82
Tim Pengabdian Masyarakat Kampus Unirow saat pengenalan alat evaporator cepek kepada petani garam di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang. Foto: Ist.

TUBAN, SUARADATA.com-Kiprah Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban dalam membantu serta mengabdi masyarakat terus berlanjut.

Kali ini melalui Tim Pengabdian Masyarakat kampus berada di Jalan Manunggal Tuban itu telah menciptakan salah satu alat yang bisa meningkatkan produksi garam.

Alat tersebut berupa Evaporator Cepek yang artinya sangat Cepat, Efektif, Portable, Efisien dan Praktis. Kegiatan PKM sendiri telah mengenalkan alat itu agar bisa meningkatkan pendapatan petani garam yang berada di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, pada Minggu (8/9/2024).

“Kami berikan sosialisasi pengenalan alat evaporator ini Cepek ini pada 20 petani garam dalam kelompok usaha garam rakyat di Desa Pliwetan,” kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unirow Tuban, Suwarsih.

Ia menambahkan, selama sosialisasi para petani diberikan materi cara penggunaan alat, agar dapat memanfaatkan guna meningkatkan produksi garam. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai cara pembuatan garam dengan alat Evaporator Cepek tersebut.

“Anggota kelompok petani yang mengikuti sosialisasi ini meliputi 89,63 persen,” kata Asih sapaa akrabnya.

Ditempat yang sama, Anggota Pengabdian Masyarakat Unirow, Marita Ika Joesidawati menerangkan, Evaporator Cepek ini merupakan alat yang dapat dipindah tempatkan sesuai kebutuhan lahan. Pasalnya, memang dibuat untuk pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit.

“Jadi alat ini mudah dipindahkan sesuai kebutuhan,” tegasnya.

Sedangkan, Abdul Wahid Nuruddin yang juga sebagai anggota Pengabdian Masyarakat menegaskan, pelatihan pengenalan Alat Evaporator Cepek ini sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Unirow. Tentunya telah melibatkan Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) di Desa Pliwetan dan didanai oleh Hibah DRPM Kemenristekdikti melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2024.

“Kegiatan ini didanai oleh hibah DRPM Kemenristekdikti melalui program PKM tahun 2024,” tuturnya.

Sementara itu, Budiyanto salah satu petani garam mengaku, senang mendapatkan pengenalan alat tersebut. Tentu kehadiran alat evaporator cepek itu bida meningkatkan produksi garamnya. Sebab, dapat meningkatkan produksi garam dengan waktu yang lebih cepat antara 7-10 hari.

“Apalagi dengan menggunakan volume air 1 m3 dapat menghasilkan garam 8-9 kg dalam sekali produksi,” akunya.

Disisi lain, anggota kelompok lainnya menyampaikan, dengan menggunakan alat Evaporator Cepek yang dikenalkan ini dapat memberikan solusi bagi kelompok masyarakat Desa Pliwetan. Karena rata-rata petani garam tidak memiliki lahan yang cukup untuk membuat produksi garam. Artinya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang ukuran 1 x 3 m2 ternyata busa memproduksi garam.

“Selain itu, dapat memanfaatkan air laut yang ada di depan rumahnya. Karena beberapa rumah mereka berbatasan langsung dengan laut ya g sebagai bahan baku utama digunakan dalam membuat garam,” timpal anggota Kugar itu.

Diketahui, melalui kegiatan pemberdayaan kemitraan masyarakat yang diusulkan selama 1 tahun melalui dana HIBAH DRTPM PKM 2024 ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan produksi garam. Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan petani garam di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

“Ucapan terimakasih kepada KEMENRISTEKDIKTI atas Pendanaan Hibah DRTPM Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun 2024,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Bagikan ke Teman Anda:

Like it? Share with your friends!

82
Suara Data Network
assalamualaikum

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *