Pemkot Malang Kuatkan Layanan Lapo BRA Bagi Warga Penyandang Disabilitas

MALANG, SUARADATA.com-Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Umum Daerah Kota Malang, Ir Yayuk Hermiati, S.H.,M.H menegaskan, agar Perpustakaan dan Arsip Umum Daerah ini bisa melayani semua kalangan. Salah satunya terhadap warganya yang menyandang disabilitas atau tuna netra.

“Yang ingin memiliki serta mengembangkan ilmu atau wawasannya. Kami telah menyediakan bermacam buku disiplin ilmu khusus Braille. Sekaligus melengkapinya dengan Layanan Pojok Braille (Lapo BRA). Diperuntukkan bagi saudara kita yang disabilitas,” tegas Yayuk saat dikonfirmasi, pada Kamis (25/5/2023).

Lebih jauh dikatakan, program Lapo BRA sendiri diinisiasi oleh Pustakawan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Umum Daerah Kota Malang sendiri. Yakni saudara Fedy Loysius Subagiyo dan dicetuskan pada 22 Mei 2015 silam serta diresmikan oleh Bapak Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji.

“Waktu itu, Bapak Wali Kota Malang sangat berterima kasih dengan hadirnya program Lapo BRA. Dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Umum Daerah. Karena bisa memenuhi kebutuhan layanan warga yang disabilitas,” kata perempuan S2 Hukum tersebut.

Masih lanjutnya lagi, buku-buku model braille telah disediakan tersendiri bagi mereka (disabilitas). Guna memudahkan mereka dalam membacanya, sekaligus dilengkapi dengan recording (suara). Sehingga ada dua keuntungan di Lapo BRA.Yakni disabilitas selain bisa membaca, juga bisa menghafalkannya.

“Tujuan dari program Lapo BRA, utamanya adalah memberikan pelayanan publik dalam layanan sosial. Namun, yang harus dipahaminya bersama bentuk kepedulian dan rasa empati kita kepada mereka,” terang mantan Kabag Pisda Setda Kota Malang.

Para difabel saat belajar di Perpustakaan dan Arsip Umum Daerah Kota Malang

Kembali dijelaskan, berdasarkan data dari Dinas Sosial/P3AP2KB Kota Malang, pada 2015 lalu jumlah disabilitas di lima wilayah kecamatan terdata ada 326 orang disabilitas. Sedangkan, data dari Rehabilitasi Sosial Bina Netra Jatim yang ada di Kota Malang mencapai 812 orang.

“Untuk menunjang kemudahan bagi saudara kita disabilitas, menikmati sekaligus memanfaatkan perpustakaan Kota Malang. Kita telah melakukan peningkatan sarana dan prasarana. Persembahan dari Lapo BRA, dengan sistem layanan terpadu berbasis teknologi informasi,” jelas Yayuk.

Disebutkan pula, penyandang disabilitas akan merasa tenang dan aman ketika mengakses pintu masuk kantor Perpustakaan Kota Malang. Sebab, diberikan panduan atau petunjuk khusus memadai. Sehingga, memudahkan mereka beraktifitas secara mandiri.

“Hal lainnya, disediakan teknologi screen reader dan talking book. Memudahkan bagi disabilitas dapat membaca dan mengakses informasi beragam buku bacaan braille di perpustakaan. Yang ingin mengembangkan potensi dirinya secara luas. Melalui variasi bacaan Braille dan koleksi buku teks,” beber Yayuk.

Ditempat yang sama, Inisiator Lapo BRA, Fedy Loysius Subagiyo menceritakan, pihaknya mencermati pelayanan di perpustakaan di Jawa Timur. Perihal pelayanan publik bagi penyandang disabilitas. Khususnya yang tuna netra, hitungannya masih sedikit.

“Oleh karenanya, kami mencoba menggagasnya dengan metode program Lapo BRA. Dan alhamdulilah, direspon oleh Pemkot Malang. Inovasi layanan pemanfaatan teknologi informasi, bisa dirasakan oleh mereka (disabilitas). Mampu mengakses dan menggunakan media sosial seperti facebook atau twitter,” ujar Fedy.

Guna menunjang wawasan mereka, lanjut Fedy, pihaknya telah menyediakan buku-buku secara disiplin ilmu dn bacaan umum. Seperti novel terkini, buku pengetahuan, kesehatan, agama dan banyak lagi buku-buku lainya.

“Kami sediakan kurang lebih sekitar 2.000 buku khusus Braille. Disamping itu, kita ajarkan juga dengan pengenalan sekaligus pelatihan akan keyboard komputer. Agar mereka juga bisa memahami dan mengoptimalkannya,” ungkap dia.

Pelaksanaan pelayanan program Lapo BRA ini, kata dia, tentunya tidak berdiri sendiri untuk Perpustakaan Kota Malang. Melainkan melibatkan banyak pihak, baik dari dukungan penuh Pemkot Malang (APBD).

“Juga kita dapatkan dukungan dari instansi pemerintah Jawa Timur seperti Dinsos Jatim. Lainnya adalah Perpustakaan Nasional RI, Yayasan Mitra Netra, Jakarta Selatan. Dari swasta hadir Coca Cola Founddation, hadir pula dari perguruan tinggi,” paparnya.

Dukungan itu semuanya, menurutnya, tidak lain adalah mensukseskan pelayanan ramah sosial dan empati kepada masyarakat yang menyandang disabilitas. Memiliki hak yang sama dalam mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan lewat penguatan literasi.

“Semoga program Lapo BRA ini terus dikembangkan dan ditingkatkan keberadaannya. Dengan penunjang sarpras, baik buku-bukunya, teknologi informasinya maupun segi infrastruktur lainnya,” pungkasnya.(Iwn/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top