Perhutani dan HKTI Komitmen Tingkatkan Perekonomian Petani Jagung

Reporter: Royvi Novriansyah

TUBAN, SUARADATA.com-Jagung sebagai salah satu sumber pangan pokok di Indonesia merupakan komoditi strategis setelah beras.

Tentu saja permintaan akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, dikarenakan kegunaannya yang beragam. Mulai dari pakan, pangan, energi, hingga bahan baku industri.

Guna menuju keberhasilan dalam peningkatan produksi jagung tentu saja memerlukan partisipasi aktif dari petani jagung. Diantaranya, pemberdayaan petani baik melalui kelompok tani, gapoktan dan koperasi. Melalui himpunan itu bakal membentuk suatu hubungan kerjasama yang tangguh dan mandiri serta profesional.

“Dan ini menjadi faktor penting bagi keberhasilan usaha tani jagung dengan iklim yang kondusif,” ujar Wakil Ketua Umum HKTI, Dody Imron Kholid saat panen raya jagung di Desa Minohorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Minggu (6/3/2021).

Ia menjabarkan, demi mmenyukseskan program pemerintah tersebut, khususnya swasembada pangan, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur menjalin kerjasama kemitraan dengan Koperasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada bidang komoditi tanaman jagung.

Kerja sama itu tertuang pada dasar hukum nota kesepahaman dengan nomor : 01/MoU/KUM/DIVREJATIM/2020 dan nomor : 902/NK SK/KOP TMR HKTI­ PJT/X/2020. Kemudian, kerjasama kemitraan ini dilandasi dengan skema offtaker komoditi jagung yang berlokasi di Petak 4D RPH Sigagak, BKPH Sundulan, KPH Tuban. Dengan luasan lokasi panen 6 hektar dan tingkat produktifitas sebesar 6 ton jagung per hektar.

Kata Dody, saat ini kebanyakan permasalahan petani di Indonesia ialah modal, infrastruktur, dan pangsa pasar. Namun, untuk petani jagung di Tuban sudah tidak kesulitan dengan permodalan. Hal ini merupakan suatu kemajuan yang bagus karena kesejahteraan petani jagung di Tuban sudah terjamin.

“Alhamdulilah petani jagung di Tuban sudah tidak kesulitan modal, lahan juga ada, kemudian bibit ada, serta pangsa pasar juga sudah kami siapkan. Intinya persoalan apapun petani saat ini sudah kita siap bantu menyelesaikan,” paparnya.

Dody menjelaskan, tugas dari HKTI sendiri ialah membantu penjualan hasil panen dari petani dengan memutus mata rantai tengkulak, agar bisa langsung diterima pabrik. Kemudian, memfasilitasi petani jagung kawasan hutan agar bisa mendapatkan benih dan pupuk bersubsidi.

Lalu meningkatkan kesejahteraan petani kawasan hutan karena sudah turut. Selanjutnya, memberikan kontribusi terhadap produktifitas jagung di wilayah Kabupaten Tuban.

“Saat ini, petani bisa menjual langsung ke pabrik dengan harga Rp.4.550 perkilogram. Semoga bisa menjadikan petani lebih sejahtera,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi Regional (Ka Divre) Jatim, Karuniawan Purwanto Sanjaya menyampaikan, panen raya di KPH Tuban ini merupakan tempat bersejarah. Sebab, Presiden Joko Widodo telah menyerahkan surat izin bagi para petani untuk menggarap lahan hutan di lokasi tersebut selama 35 tahun.

“Sebagaimana diketahui, jagung merupakan andalan bagi petani lokal. Sebab, Tuban dinyatakan sebagai lumbung jagung terbesar di Jawa Timur. MoU yang dilakukan Perhutani dengan HKTI bisa menjadikan Kabupaten ini semakin luar biasa,” ungkapnya.

Selanjutnya KaDivre Jatim ini menyatakan, pada 2021, Perum Perhutani Tuban telah menyiapkan lahan seluas 2.920 hektar dengan kapasitas rencana hasil produksi jagung sebesar 6.425 ton. Sedangkan, sekali panen yang melibatkan 65 LMDH.

Adapun skemanya ialah, dalam satu tahun bisa 2 hingga 3 kali panen dengan hasil 4-5 ton perhektar sekali panen. Dari situ pihaknya terus berupaya meningkatkan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh petani hutan, termasuk pemasarannya.

“Saya kira kegiatan ini akan sejalan dengan program Perhutani untuk melestarikan kawasan hutan. Kami juga akan terus membuka akses bagi petani untuk memanfaatkan lahan hutan. Tentu dengan aspek legal, yakni hutan harus tetap menjadi hutan, jangan kemudian menjadi gundul,” bebernya.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Kordinasi Wilayah (Bakorwil) Bojonegoro, Dyah Ayu Ermawati, yang mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan angka dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, pada 2020 angka potensi luasan panen jagung di Jawa Timur seluas 1.2 juta hektar. Dengan produksi jagung mencapai 6,67 ton pipilan kering.

Dari jumlah tersebut, potensi konsumsi, pakan ternak dan industri sebesar 2,57 juta ton pipilan kering. Sehingga, surplus di Jatim diperkirakan sebesar 4,1 juta ton pipilan kering.

“Kabupaten Tuban sendiri merupakan Kabupaten penghasil jagung terbesar di Jawa Timur dengan produksi mencapai 655.821 ton pipilan kering pada tahun 2020,” pungkasnya.(Roy/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top