EventsKilas PeristiwaOpiniTravel

Pj Wali Kota Malang Ajak Ngobrol Sopir Angkot, Berupaya Carikan Solusi

Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M., ketika memberi arahan sekaligus berdialog bersama sopir angkot di Terminal Arjosari. Terkait rencana penerapan transportasi sistem BTS di Kota Malang, Selasa (9/07/2024). (foto: Iwan Irawan/SUARADATA)

MALANG, SUARADATA.com-Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M selama dua hari menerima audiensi dari sejumlah ratusan sopir angkutan kota (angkot) yang pertama berlangsung di Terminal Arjosari, Selasa (9/7/2024). Kemudian, pada hari keduanya bertempat di Terminal Madyopuro, Rabu (10/7/2024).

“Kami mendengarkan dari para sopir angkot tersebut, mengeluhkan akan beberapa hal. Kondisi perkembangan trayek angkotnya, ibarat pepatah hidup segan mati tak mau. Dinilai sudah memprihatinkan dalam kesehariannya,” terang Pj Wali Kota, Wahyu Hidayat usai audiensi, Rabu (10/7/2024).

Hal lainnya, Pj mengatakan, turut mereka singgung adalah sepinya penumpang. Dikarenakan beralih ke ojek online (ojol) pada perkembangannya kian bersaing. Berikutnya, mereka menganggap perlunya bantuan tunai langsung (BLT) dari pemerintah dilanjutkan kembali.

“Melihat kondisi kebutuhan bagi mereka, bantuan dari kami bisa membantu menutupi kebutuhan operasional mereka (sopir.red). Baik itu untuk setoran, BBM maupun buat uang belanja di rumah. Keberadaan ojol dirasa sangat mempengaruhi penghasilan mereka (angkot),” kata dia.

Rencana Pemkot Malang, lanjut Wahyu, karena masih belum paham akan kebijakan pemerintah. Terkait penerapan sistem Buy The Service (BTS) mereka menganggapnya akan semakin memperparah. Padahal tujuan BTS itu kian membantu kondisi para sopir angkot.

“Sebab kita akan menggandeng mereka siswa kerja dengan gaji UMR Kota Malang. Hanya saja, kita yang menyediakan alat transportasinya, BBM maupun trayeknya. Mereka (sopir) tinggal menghantarkan penumpang dengan pelayanan yang terbaik,” sambungnya.

Dikemukakan kembali, para sopir dengan sistem BTS sudah tidak memikirkan biaya operasional lagi. Mereka tinggal bekerja modal tenaga, Pemkot Malang yang bertanggungjawab akan semuanya. Audiensi hari ini bersama sopir angkot, bagian dari mencarikannya solusi.

“Kami meminta kepada mereka, bisa menjalankan atau mengoperasikan angkotnya secara ramah tamah. Angkotnya tersebut adalah aset milik Pemkot Malang. Kita ingin memberikan pelayanan transportasi ke masyarakat, secara nyaman dan aman dengan fasilitasi yang kami sediakan,” ungkapnya.

Dijelaskan kembali, untuk kesejahteraan para sopir. Pemkot melalui Dinas Perhubungan (Dishub), akan memberikan gaji sesuai UMR Kota Malang. Nantinya, pelayanan transportasi publik ini digulirkan sementara dengan empat sasaran. Ada Mall, sekolah, pasar tradisional dan perkantoran.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi Kepala Dishub, Saleh Widjaja Putra. Sambil memeriksa kondisi angkot, diselingi ngobrol dengan sopir Lyn AG, di Terminal Arjosari.

“Proses pengadaannya kami sedang mengajukan bantuan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Demikian halnya, para sopir pun yang akan direkrut. Tentunya ada kualifikasi dan persyaratan yang menjadi ketentuannya. Kita prioritas dulu sopir asli Kota Malang, sudah berpengalaman bertahun-tahun ditekuni sampai sekarang,” jelas Wahyu.

Di tempat yang sama, Kepala Dishub Kota Malang, Saleh Widjaja Putra menambahkan, berkaitan siang ini para sopir angkot audiensi dengan Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Merupakan bagian dari tahapan yang mesti dilalui dari tahapan-tahapan lainnya. Saat ini Pemkot Malang tengah berupaya untuk menyediakan transportasi publik.

“Kita sendiri (Dishub) memiliki tiga terminal tipe C. Diantaranya, Terminal Arjosari, Madyopuro serta Mulyorejo. Di sana kita melayani puluhan trayek dan ratusan angkot. Kondisinya hidup segan mati tak mau, disebabkan persaingan alat transportasi kian modern. Untuk itu, kami berpikir untuk tetap memberdayakan sopir angkot ini lewat program BTS sebagai sarana transportasi publik,” tambah Widjaja.

Dari armada angkot yang terdata di Dishub, disebutkan Widjaja, tercatat ada 1.166 unit. Tapi yang aktif dan layak, berdasarkan hasil uji kir yang dilakukan oleh pemiliknya. Terhitung hanya 200 an yang aktif dan layak sesuai regulasi.

“Kami berharap para sopir angkot tetap tekun menjalani profesinya, sambil menunggu kebijakan Pemkot bergulir. Kita saat ini berupaya menyelesaikan dulu kajiannya secara matang dan menyeluruh. Bermaksud agar tidak menimbulkan polemik baru, dalam hal ini nantinya bersinggungan dengan ojek online,” ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan dari salah seorang sopir angkot jalur AG yakni Sunarto menyampaikan, jika melihat kondisi seperti saat ini. Pihaknya hanya bisa berharap Pemkot (Dishub) memperhatikan dan turut memperjuangkan nasibnya. Yang sudah puluhan tahun dijalaninya sebagai sopir angkot.

“Sekiranya Pemkot memiliki program apapun namanya, sepanjang memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam mendapatkan atau menjemput rejeki buat keluarga. Kami pada prinsipnya siap dan sangat berharap akan hal itu. Karena angkot sekarang sudah mendekati titik sulit dalam mencari penumpang. Kita akui kalah bersaing dengan teknologi modern seperti ojol,” cetusnya.(Iwan/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button