Sampaikan Suara Lantang, Akhirnya Jadi Bahan Tertawaan di Sidang Paripurna

Salah satu fraksi saat menyerahkan hasil pandangan Fraksinya kepada Ketua DPRD I Made RK, sebelum membacakannya di sidang paripurna. Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Sidang paripurna terkait pembacaan pandangan umum fraksi tentang Ranperda APBD TA 2021yang digelar oleh DPRD Kota Malang ada yang tampak aneh.

Pasalnya, Anggota DPRD dari partai Golkar, Suryadi saat membacakan pandangan umum fraksi menjadi bahan tertawaan bagi banyak orang yang hadir di sidang paripurna, Senin (9/11/2020).

Paripurna yang biasanya hening disaat mendengarkan paparan dari peserta paripurna. Namun kali ini ada rasa tertawa, disebabkan Suryadi berbeda dari anggota DPRD lainnya yang membacakannya dengan pelan dan santai.

Sedangkan, Suryadi dari Fraksi Golkar Nasdem PSI membacakannya dengan suara lantang. Tak ayal di tengah membacakannya langsung tersedak. Spontanitas hal tersebut menimbulkan ketertawaan bagi banyak orang yang mendengarkannya.

Entah itu menunjukkan sebuah karakternya atau saking semangatnya sehingga menggebu-gebu dan lantang. Atau bisa jadi karena faktor Ketua DPD Golkar Kota Malang (Wawali) ada di sampingnya.

Sementara itu, pandangan umum dari Fraksi Golkar Nasdem PSI secara umum begitu datar dan normatif saja. Kendati sudah menjadi bahan tertawaan banyak orang. Hal itu tidak menjadikan Suryadi nerves (grogi) melainkan tetap percaya diri hingga usai membacakannya.

Sedangkan, pandangan dari F-PKB dibacakan oleh Arif Wahyudi menyinggung banyak hal yang mesti dijadikan keseriusan dan perhatian di pelaksanaan APBD 2021. Singgungan tersebut antara lain Pemkot kurang fokus dalam menangani covid-19. Lanjutnya, rencana pemulihan ekonomi bagi Pemkot seperti apa kejelasannya.

Disisi lain, dampak pengalihan arus lalu lintas terkait pembangunan fly over jembatan Kedungkandang telah ada kerusakan jalan di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Belum lagi, tentang pembebasan lahan yang di wilayah Sawojajar berkaitan dengan exit tol juga belum tuntas.

“Ditambahkan lagi, masalah kemacetan di Kota Malang, khususnya soal traffic light yang ada di Danau Sentani. Termasuk persoalan Jacking hingga saat ini masyarakat sekitarnya dibuat resah karena tidak ada kepastian hukum penyelesaiannya, dan masih ada lagi lainnya,” beber Arif Wahyudi.

Fraksi PKS dibacakan oleh Ahmad Fuad Rahman menyinggung anggaran APBD Kota Malang banyak didominasi dengan dana transferan dari pusat sebesar 60,8 persen. Dibanding pendapatan asli daerah (PAD) hanya sebesar 34,2 persen.

“Pajak daerah pun mendominasi perolehan PAD dibanding OPD penghasil lainnya,” ucap Fuad.

Selanjutnya, Fraksi Gerindra dibacakan Joko Hirtono menyinggung perihal kajian Pemkot dalam penetapan target pajak dan retribusi di tahun 2021.

“Tak ketinggalan pembangunan Malang Creative Centre (MCC) turut disinggung, apakah profit oriented atau fungsi sosial belaka dan masih banyak lagi lainnya yang disinggungnya,” jelas Joko dihadapan peserta dapat paripurna DPRD.

Terpisah, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko usai paripurna menegaskan apa yang menjadi catatan dan harapan para fraksi. Pastinya akan menindaklanjutinya sekaligus menjadi bahan pembahasan nantinya.

“Dan akan disampaikan Wali Kota Malang di rapat paripurna jawaban Wali Kota.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top