Dibekukan, Jaman Surabaya Dievaluasi

SURABAYA, SUARADATA.com-DPK Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Surabaya yang pernah dibekukan kini sedang dievaluasi oleh DPD Jaman Jatim.

DPK Jaman Surabaya dibekukan lantaran mendukung pasangan Eri Cahyadi-Armuji dalam Pilkada serentak 2020 kemarin. Sedangkan, DPD Jaman Jatim mendukung pasangan Machfud Arifin-Mujiaman. Dari situlah barisan Organisasi relawan pendukung Jokowi pada pilpres itu terpecah.

“Sampai saat ini kami masih membekukan DPK Jaman Surabaya. Kami akan lakukan evaluasi, apakah pembekuan itu dicabut atau tidak,” tegas Ketua DPD Jaman Jatim, Mulyadi, Selasa (23/2/2021).

Mulyadi menegaskan, pihaknya menunggu laporan dari pengurus Surabaya tentang capaian yang mereka raih dalam pilkada Surabaya. Pengacara muda ini mengakui, Eri-Armuji calon yang didukung Jaman Surabaya keluar sebagai pemenang. Namun bukan serta merta pengurus yang sudah dibekukan mendapatkan pengampunan.

“Secara politik memang pasangan Eri-Armuji yang didukung Jaman Surabaya menang. Tapi capaian ke organisasi belum jelas, apakah pasca kemenangan itu, Jaman di Surabaya semakin kuat dan solid atau bagaimana. Harus jelas parameternya,” ujar mantan Presiden BEM Universitas Wijaya Kusuma Surabaya itu.

Ia mengaku sampai saat ini pengurus DPK Jaman Surabaya belum pernah datang ke kantor DPD Jaman Jatim. Bahkan, belum berkomunikasi secara langsung kepada dirinya selaku Ketua Jaman Jatim. Namun, secara non formal mereka berkomunikasi kepada Bendahara Jaman Jatim, mbak Mila.

“Ketua DPK Jaman Surabaya berkomunikasi informal kepada Mbak Mila, Bendahara DPD Jaman Jatim. Mungkin karena sesama perempuan mereka lebih cair. Saya masih menunggu iktikad baik mereka untuk mempertanggungjawabkan pilihan mereka saat pilkada secara organisatoris,” imbuh mantan Ketua LMND Jatim itu.

Mulyadi menerangkan, dalam pilkada 2020 lalu, Jaman berperan aktif di tujuh pilkada. Peran aktif itu ditunjukkan dengan dukungan organisasi dalam pemenangan kepala daerah yang didukung. Dari tujuh pilkada itu, hanya pilkada Surabaya yang mengalami dualisme dukungan. Hal itu terjadi karena DPK Jaman Surabaya tidak mengikuti arahan DPD Jaman Jatim.

“Kalau Jaman Surabaya tertib organisasi, saya kira tidak akan ada dualisme dukungan. Buktinya di daerah lain solid, satu komando. Masalah kalah-menang itu urusan lain,” tegas tokoh Muda NU itu.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top