Ribuan Warga Jenu Mengepung Kantor DPRD Tuban, Ada Apa?

Ribuan warga demo di area luar Gedung DPRD Tuban

 

TUBAN – Gelombang penolakan kilang Minyak NGRR terus bergulir. Kali ini ribuan masa dari Desa Sumurgeneng, Rawasan, Wadung, Kaliuntu, Remen dan Mentoso Kecamatan Jenu, wadul ke kantor DPRD Kabupaten Tuban, Selasa (29/1).

Sambil membawa poster berbagai ukuran, mereka menolak atas rencana pendirian kilang minyak yang akan berdiri disekitar kawasan desa. Tak hanya itu, masa juga membawa beberapa hasil pertanian sebagai simbol jika tanah pertanian didesa tersebut sangat subur.

“Kami menolak kilang minyak, kami tidak butuh kilang minyak ada didesa kami,” teriak salah satu warga dalam orasinya.

Menurut mereka, warga desa merasa sudah makmur, sehingga tidak perlu lagi adanya pembangunan kilang minyak. Sementara tanah yang mereka huni selama ini juga menjadi kawasan yang sangat produktif dan subur.

“Petani sudah makmur dengan hasil pertanian, kita sudah nyaman hidup sebagai petani,” tegas salah satu orator.

Sambil berorasi diluar pagar gedung, mereka mengancam akan bermalam didepan kantor wakil rakyat tersebut, jika tidak ditemui oleh Ketua DPRD atau wakil mereka yang berasal dari wilayah Jenu.

“Kami tidak akan pulang jika tidak ditemui wakil kami yang duduk dikursi dewan,” ucap pendemo.

Sementara itu, salah satu Warga Desa Sumurgeneng, Munasih mengatakan, kedatangan warga di kantor dewan tersebut untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dan menyerahkan berkas tentang penolakan kilang minyak.

“Kami kesini untuk menyuarakan aspirasi, ada kabar jika penentuan lokasi (penlok) telah turun,” tutur perempuan itu dengan suara lantang.

Menurutnya, pihak pertamina telah menyalahi aturan terkait wacana turunnya penlok pembangunan kilang. Sebab saat ini belum ada kesepakatan antara pemerintah desa dengan perusahaan.

“Kami menolak penlok itu, karena seharusnya ada kesepakatan antara pemerintah desa dengan perusahaan. Kalau sampai penlok itu sudah turun berarti ini melanggar hukum,” tandasnya.

Karena desakan dari pendemo, akhirnya salah satu anggota dewan, Nurhadi Sunar Endro berkenan menemui pendemo. Karena tidak berasal dari wilayah mereka, dan menganggap hanya akan mendapatkan janji-janji manis belaka, sehingga massa bersikukuh tidak mau untuk ditemui.

Setelah dilakukan dialog yang lumayan alot, akhirnya massa bersedia untuk ditemui satu-satunya anggota dewan yang ada dikantor itu.

Saat dihadapan demonstran, Nurhadi berjanji akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan masyarakat kepada pimpinan anggota dewan.

“Surat ini saya terima dan segera disampaikan kepada pimpinan untuk secepatnya bisa ditindaklanjuti,” tutur politisi partai Gerindra tersebut.

Setelah selesai menyampaikan aspirasi kepada anggota dewan, dengan dikawal ketat pihak kepilisian massa akhirnya membubarkan diri secara tertib.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top