Diskusi Publik PWI Wujudkan Wartawan Tangguh di Masa Covid-19

Ketua PWI Malang Raya, M. Ariful Huda menyerahkan cinderamata kepada mantan Ketua PWI, Yunanto dan Direktur RSUD, dr. Husnul Muarif usai menggelar diskusi publik, di hotel Ibis Styles. Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Diskusi publik bertemakan Wartawan Tangguh di Tengah Pandemi Covid-19 diselenggarakan PWI Malang Raya bekerjasama dengan KONI Kota Malang serta Pemkot Malang berjalan sukses.

Acara diskusi tersebut dibuka langsung oleh Wakil Ketua KONI Kota Malang, Husni Ali dengan menghadirkan dua pemateri yakni Direktur RSUD Kota Malang, dr. Husnul Mu’arif, MM dan mantan Ketua PWI Malang Raya Yunanto. Bertempat di hotel Ibis Styles, Minggu (29/11/2020).

Dalam pembukaan dan sambutannya, Wakil Ketua KONI Kota Malang, Husni Ali mengatakan, segala persiapan menyambut pekan olahraga provinsi (Proprov) ke 22 di tengah pandemi Covid-19 sudah dilakukan. Termasuk, menggelar pelatihan dan pembinaan terus dilakukan dibeberapa cabang olahraga (cabor).

“Harapannya, KONI Kota Malang bisa meningkatkan prestasinya serta meraih kembali kegagalannya pada Porprov ke 21 kemarin. Di Porprov ke – 22 nanti, semoga medali emasnya bisa tembus ke 60 sampai 70 medali,” tandasnya.

Usai pembukaan, disambung dengan pemateri pertama yakni dr. Husnul Mu’arif, MM. Ia menyampaikan, beberapa poin disinggung oleh Direktur RSUD tersebut terkait implementasi wartawan tangguh.

dr. Husnul Mu’arif menyebutkan, wartawan saat beraktifitas mesti komitmen dan istiqomah disiplin menjalankan protokol kesehatan. Mengingat, teman media belum memperhatikan pada social dan physical distancing-nya saat wawancara dengan narasumber.

“Untuk itu, kondisi nyaman dan aman serta sehat menjadi hal penting dan utama bagi teman wartawan untuk diprioritaskan menjaga kesehatannya ketika beraktifitas di lapangan,” sebut dr. Husnul.

Kembali dr. Husnul menjelaskan, perihal gejala terpapar C-19 pada diri seseorang. Diantaranya, demam atau meriang, batuk, nyeri tenggorokan, sesak nafas deras diare. Namun dilihat secara klinis, gejala C-19 ada 1.000 bentuk rupa.

“Namun demikian, kekebalan imun seseorang memiliki kadar yang berbeda antara satu dengan lainnya. Penanganan dan penyembuhannya pun juga berbeda taraf percepatannya,” jelasnya.

Menurut dr. Husnul Mu’arif, potensi mudah terpapar C-19 adalah penyakit hipertensi dan diabetes. Selanjunya, kebiasaan kurang baik senantiasa dipertahankan atau dianggap sepele bagi seseorang atau dianggap gak ada masalah.

“Perlu diwaspadai pula ketika ada seseorang batuk dan bersin tanpa masker, dikarenakan virus sebanyak 3000 dan 10.000 bertebaran,” bebernya.

Pemateri kedua, Yunanto menyinggung wartawan yang ada saat ini belum menghadirkan ruh jurnalistik sesungguhnya. Fakta peristiwa dan fakta pendapat belum dipahami secara benar.

“Wartawan tangguh versi jurnalistik yang ia sampaikan, yakni tangguh dalam menghasilkan karya berita bisa mencerdaskan dan mengedukasi kepada masyarkat didukung dengan ruh jurnalistik yang sebenarnya,” pungkasnya. (Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top