341 Atlit Pencak Silat Ikut Kejuaraan PSHT Ce The Es Cup I 2019

Kejuaraan internal SH Ce The Es Cup I

TUBAN-Sebanyak 341 atlit pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Tuban pusat Madiun mengikuti kejuaran internal SH Ce The Es Cup I tahun 2019 yang digelar di Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (21/11/2019).

Pembukaan kejuaraan internal pencak silat PSHT, Ce The Es Cup I diikuti peserta utusan delapan belas kontingen tersebar di ranting se-Kabupaten Tuban.

“Ada delapan belas kontingan se Kabupaten Tuban. Dua ranting sisanya tidak mengirimkan atlit, yakni ranting Merakurak dan Rengel,” kata ketua pelaksana kejuaraan antar atlit PSHT Tuban, Sri Wiyono.

Ia menerangkan, Kejuaraan SH Ce The Es di mulai pada 21-24 Nopember 2019. Dari 341 pesilat SH akan bertanding di batas usia mulai usia dini, remaja, dewasa. Pesilat akan berlaga di gelanggang kelas A – I berdasarkan proporsional berat badan ukuran timbangan atlit.

Dalam pembukaan kejuaraan Phst Ce the Es diawali tampilan gelaran tarian Pujang Ganong asal Ponorogo dibawakan para pesilat. Di lanjut, Sesepuh dan pengurus SH, lakukan prosesi pemecahan Kendi (tembikar terbuat dari tanah liat) sebagai petanda dimulainya, kejuaraan Ce The Es Cup I tahun 2019, Internal organisasi SH yang berpusat di Madiun.

Ketua Cabang Tuban, PSHT Pusat Madiun, Lamidi menjelaskan, kegiatan ini awal latihan bagi siswa-siswa SH untuk menjadi atlit pencak silat dalam mengaktualisasikan pengembangan budaya silat di Indonesia.

“Semoga kejuaraan ini akan menghasilkan bibit-bibit atlit pencak silat berbakat. Karena kami minta wasit juri Nasional malam ini tetap menjunjung tinggi sportifitas,” harapnya.

Diacara yang sama Pelindung Ce The Es PSHT Tuban, Didik Mukriyanto mengatakan, dalam ajaran SH dari sesepuh-sesepuh telah mengajarkan dan mengarahkan siswa dan warga SH ke konteks positif seperti tertuang kedalam mukodimah.

“SH Cup merupakan Implementasi ajaran PSHT ditingkat pertama (dasar) yaitu Seni bela diri, Olahraga dan pembelaan diri,” terangnya.

Ketua Karang Taruna Pusat ini berharap, adannya kejuaraan internal SH ini agar menciptakan atlit yang profesional dan menuju jenjang tingkatan nasional.

Kendati demikian, pembibitan tunas atlit SH garus didukung offisial dan pelatih yang bermodal moral. Selain itu, memiliki berkarakter dan mental pejuang didalam menghadapi semua kompetesi pertandingan seperti seorang patriot bangsa.

“Seorang atlit belum tentu mempunyai mental patriot. Akan tetapi, Patriot dimulai dengan menjunjung tinggi, jiwa sportifitas disebuah pertandingan,” ujar Didik begitu sapaan akrabnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top