684 Hewan Terpapar PMK, Pasar Hewan di Tuban Tutup Dua Minggu
Reporter: Nursalam
TUBAN, SUARADATA.com- Pemerintah Kabupaten Tuban menutup sementara semua pasar hewan yang ada di Kabupaten Tuban, hal tersebut dalam rangka upaya pengendalian dan penanggulangan PMK di Kabupaten Tuban.
Keputusan tersebut diambil pasca kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tuban terus meluas hingga mencapai angka 684 ekor.
Kepala Bidang Peternakan DKPPP Kabupaten Tuban, Pipin Diah Larasati menjelaskan, penutupan diberlakukan selama 14 hari efektif mulai 1 hingga 14 Juni. Penutupan berlaku ditiga pasar yaitu, pasar hewan Jatirogo, Tuban, dan Kerek.
“Semua pengelola pasar hewan kita minta untuk menutup operasional pasar selama dua minggu, nanti jika kasus mereda, kemungkinan akan di buka kembali,” ungkapnya.
Penutupan dilakukan setelah DKPPP mendapatkan adanya ratusan ternak yang terpapar gejala PMK. Hingga 31 Mei jumlahnya mencapai 684 kasus dengan jumlah kematian 6 ekor.
“Wabah PMK telah menyebar di delapan belas kecamatan, yaitu Kerek, Jatirogo, Semanding, Plumpang, Soko, Palang, Senori, Tambakboyo, Montong, Bancar, Rengel, Merakurak, Widang, Jenu, Grabagan, Kenduruan, Parengan, dan Bangilan,” tambahnya.
Menurutnya, Penularan PMK terjadi dengan cepat melalui berbagai macam media, termasuk manusia. Meskipun penyakit ini tidak menular pada manusia, tetapi manusia bisa menjadi media penyebar virus dari hewan satu ke hewan lainnya.
“Penyebaran virus PMK ini sangat cepat dan angka penularan mencapai 100 persen. Oleh karena itu para peternak perlu membatasi interaksi dengan ternak yang sakit. Jika terlalu banyak interaksi, manusia yang berada dalam kandang, peluang penyebaran virus akan semakin besar,” tuturnya.
Untuk itu, Pipin mengimbau agar petani tidak menyembunyikan ternaknya yang sakit, jika terdapat gejala yang mengarah ke PMK, segera melapor ke petugas setempat. Ia meyakinkan, PKM bisa disembuhkan.
“Kita gerak cepat, karena pada dasarnya PMK bisa disembuhkan asal ditangani dengan cepat, banyak kasus kematian karena terlambat ditangani,” pungkasnya.(Sal/Ru/Red)