Aktitivitas Pengeboran PHE TEJ Bikin Warga Resah

Warga Desa Jegulo menunjukkan air keruh dampak pemboran PHE TEJ

TUBAN-Aktivitas pengeboran minyak oleh Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) yang mengeluarkan air keruh membikin warga Desa Jegulo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban resah.

Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Rabu (25/9/2019) menyebutkan, munculnya aliran air keruh bercampur lumpur tersebut diakibatkan dampak pengeboran yang terjadi sejak 3 hari lalu. Karena membuat resah, sehingga warga sekitar berkumpul di balai desa guna membahas persoalan itu.

Salah satu warga Dusun Ngambor, Desa Jegulo, Suprat mengatakan, warga sekitar merasa resah dan takut dan khawatir dengan adanya alir air ini. Sebab, bisa berdampak negatif bagi tumbuhan atau tanah yang di aliri.

“Saya khawatir dengan aliran air ini bisa mematikan tumbuhan, atau menjadikan tanah yang dilewati menjadi tidak subur,” ungkapnya saat berada dilokasi aliran air bersama dengan warga sekitar.

Ia menambahkan, saat audiensi di balai desa pihak PHE siap menutup aliran tersebut. Namun, hinggga pukul 10.00 WB air keruh itu masih saja mengalir.

“Kami berharap agar aliran air ini segera tidak mengalir lagi, karena kami merasa takut,” harapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Perwakilan Humas PHE TEJ Daniel Soerbakti, membenarkan adanya aliran air tersebut yang disebabkan tekanan dari dalam. Akan tetapi, air yang dikeluarkan tidak berdampak negatif bagi masyarakat karena air tersebut bersifat fresh water (air tawar).

Sedangkan, terkait ketakutan masyarakat tentang debit air tinggi dan warna keruh serta bersifat panas itu tak masalah. Sebab, kondosi itu merupakan vit pengeboran.

“Air yang keluar itu tidak berbahaya, air yang dikeluarkan adalah air yang bersifat fres water dan itu hal yang biasa dalam dreelinng,” terangnya.

Ia menjelaskan, air keluar warna coklat keruh, karana disebabkan proses kerja dengan mata bor mesin. Namun, jika sudah mengalir dengan jarak sekian meter akan bening. Sedangkan, panasnya air itu dikarenakan pengangkatannga menggunakan mesin.

Sehingga menyebabkan air menjadi panas, dan bila nanti seletah megalir sekian jarak airnya akan dingin kembali.

“Dan tadi kita sudah pasang casing, untuk mengikat, menutup semua pori-pori dari bawah,” imbuhnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top