Kilas Peristiwa

Balita di Tuban Dipulangkan dari IGD, Kini Terbaring dengan Luka Melepuh 80 Persen

Rasyid, seorang balita yang tengah menderita sakit kulit melepuh akibat diduga alergi obat.

TUBAN, SUARADATA.com-Jeritan kecil Rasyid, balita mungil berusia 9 bulan kini hanya bisa terdengar lirih dari balik selimut putih ruang perawatan RS Medika Mulia Tuban. Tubuhnya melepuh seperti luka bakar hingga kulitnya mengelupas hingga 80 persen.

Padahal sehari sebelumnya niat hati ingin berobat ke RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Tapi dipulangkan oleh dokter jaga Intalansi Gawat Darurat (IGD) karena dianggap penyakitnya bisa dirawat jalan.

Rasyid, anak dari pasangan Sutrisno dan Intan, dibawa ke IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban pada Jumat malam (25/4/2025). Badannya ruam dan melepuh di bagian pantat, wajahnya lebam, dan sempat kejang serta menggigil.

“Saya belum sempat daftarkan rawat inap, tiba-tiba disuruh pulang. Padahal badan anak saya sudah melepuh, kejang, dan menggigil,” ujar Sutrisno, dengan mata berkaca-kaca.

Menurut pengakuan Sutrisno, yang juga menjabat sebagai Komisioner Bawaslu Tuban, dokter jaga hanya melakukan pemeriksaan dasar. Tak ada pengambilan darah, tak ada uji laboratorium lanjutan.

“Cuma dites suhu dan saturasi oksigen, tidak diambil darah atau cek lanjutan. Langsung divonis alergi biasa,” terangnya.

Sutrisno dan istrinya tak tinggal diam. Mereka memohon agar sang anak diberi penanganan lebih lanjut. Bahkan sudah dijelaskan bahwa Rasyid terus menggigil dan menangis tak henti sejak di rumah. Tapi semua teriakan itu seakan tak didengar.

“Belum sampai satu jam, kami sudah disuruh pulang. Padahal saya bilang anak saya gemetaran terus,” lanjutnya.

Sebelum dipulangkan, Rasyid hanya dibekali obat anti alergi. Namun bukannya membaik, kondisi sang anak justru memburuk. Kulitnya semakin memerah, ia tak bisa tidur semalaman.

“Dari IGD dikasih obat minum, katanya buat alergi. Tapi malah makin parah. Sabtu pagi jam 6 langsung kami larikan ke RS Medika Mulia,” tutur Sutrisno.

Di rumah sakit swasta itu pasien mendapat penanganan lebih serius dan detail. Setelah dilakukan cek darah, diketahui adanya infeksi impetigo. Pasien juga didiagnosa Sindrome Steven Jhonson.

“Butuh penanganan khusus, karena mengancam nyawa. Sekarang anak saya kondisinya sekujur tubuh melepuh sekitar 80 persen hanya kaki yang tidak,” terangnya.

Sutrisno berharap kasus yang menimpa anaknya ini menjadi bahan evaluasi RSUD Dokter Koesma Tuban. Sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah, selayaknya untuk berbenah agar lebih berhati-hati mendiagnosa pasien.

“Saya berharap tidak terulang lagi pada yang lain dan IGD RSUD bisa lebih berhati-hati mendiagnosa pasien yang lain. Dan kami tidak mempersoalkan tindakan dokter, karena ini adalah kecelakaan. Semoga tidak anak lain yang senasib dengan Rasyid,” harapnya.

Kini Rasyid sudah dirawat di RS Medika selama 4 hari. Ada tiga dokter yang menanganinya, yakni dokter spesialis anak, spesialis kulit dan dokter mata. Dokter mata turun tangan untuk memastikan bahwa luka di bagian mata pasien tidak menganggu penglihatan.

Terpisah, Direktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, Dr. H. Moh. Masyhudi mengatakan, bahwa tindakan dokter jaga benar sesuai hasil diagnosa awal. Pemberian resep obat jalan diharapkan pasien bisa kontrol kembali ke RSUD jika ada belum ada perubahan.

“Saya juga betulkan pasien di bawa ke RS Medika karena orang tua juga ingin anaknya cepat sembuh. Untuk pemulangan pasien, karena menurut dokter jaga bisa dengan obat jalan,” terang Direktur Masyhudi ketika dikonfirmasi di ruangannya.

Soal pemberian antibiotik ke anak, Direktur menyebut bahwa jika orang tidak menolak untuk disuntik mungkin reaksi pada anak akan berbeda. Waktu itu, orang tuanya mungkin kasihan pada anaknya dan ingin antobiotik diberikan lewat infus. Akan tetapi, menurut dokter jaga pasien cukup dengan obat jalan.

Terlepas dari apa yang telah terjadi, pihak RSUD telah memanggil dokter jaga yang bertugas menangani pasien anak Rasyid dan akan mengevaluasi pelayanan agar lebih baik. Dokter Masyhudi menilai bahwa SJS ini penyakit langka atau jarang terjadi.

“SJS ini jarang terjadi dan penanganannya butuh banyak disiplin ilmu. Saya pribadi mengapresiasi pelayanan cepat dari RS Medika,” ujarnya.

Direktur RSUD juga telah menekankan kepada dokter jaga di IGD untuk tidak menyepelekan apa yang nampak dari pasien. Sebaliknya feeling sebagai dokter harus dijalankan.(Sal/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button