Cepat Sembuh dari Korona, Begini Tips Menurut Mantan Pasien Covid-19

TUBAN, SUARADATA.com-Ririn Restuningati, merupakan seorang staf di Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban yang bertugas di tim Percepatan Penanganan Covid-19 di Bumi Wali Tuban, Jawa Timur.

Dia juga salah satu pasien Covid-1 9 yang dinyatakan sembuh. Setelah sebelumnya ia sempat terpapar virus yang sangat membahayakan tersebut.

Banyak kisah yang dialami Ririn sejak awal terpapar hingga akhirnya ia dinyatakan sembuh 100 persen dari korona. Hal paling penting yang ingin disampaikan pada masyarakat yaitu tidak memberikan stigma negatif dan berlebihan kepada pasien Covid-19 dan keluarganya. Seorang pasien terpapar Covid-19 perlu dukungan mental untuk berjuang dan sembuh dari penyakit membahayakan tersebut.

“Seorang pasien terpapar Covid-19 perlu dukungan mental untuk berjuang dan sembuh dari penyakit yang membahayakan manusia di se antero dunia,” ungkapya.

Ia bercerita, jika perspektif masyarakat terhadap pasien yang terjangkit virus Corona terlalu negatif dan berlebihan. Tidak jarang warga menjauh dan mengucilkan mereka. Padahal seorang pasien positif korona perlu dukungan mental agar bisa sembuh kembali.

“Berikan dukungan moril pada pasien yang positif Covid-19. Karena itu bisa mempercepat kesembuhan,” ungkapya.

Menurut pengalamannya, stigma masyarakat kepada pasien Covid terlalu berlebihan. Bahkan bisa dikatakan dianggap seperti aib.

“Virus Corona ini penyakit, bukan aib. Beri dukungan supaya bisa sehat. Jangan malah menyebarkan kabar yang bisa menimbulkan perspektif negatif,” jelasnya.

Lebih lanjut perempuan 36 tahun ini mengungkapkan, perjuangan untuk sembuh dari korona tidak mudah. Bahkan, bisa diperburuk dengan pikiran negatif yang timbul akibat pandangan masyarakat yang jelek pada pasien Covid-19.

“Terkadang stigma masyarakat kepada kami (Pasien Covid-19) lebih kejam. Itu yang terkadang membuat masyarakat semakin takut untuk mengaku,” jelas perempuan kelahiran Jombang ini.

Sebelum dinyatakan sembuh, Ririn sebelumnya juga telah dirawat diruang isolasi khusus di RSUD dr R Koesma Tuban selama 25 hari. Karena mengalami gejala Covid-19, seperti sesak nafas dan meriang. Pada 12 April 2020, Ririn mulai menjalani perawatan intensif di rumah sakit, berpisah dengan keluarganya yang juga mulai melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Pada minggu pertama perawatan, Ririn mengaku gejala yang dialaminya kian memburuk. Sesak di dadanya disertai nyeri, pilek yang dialaminya juga kian parah, dan badan melemas. Ririn menjelaskan, dirinya mendapat perawatan optimal dari tim medis RSUD dr. R. Koesma selama menjalani isolasi.

Selama itu pula Ririn menghabiskan waktu dan aktifitasnya diruang terbatas.Untuk mengisi waktu luang saat isolasi, Ririn biasa mengisinya dengan banyak beribadah dan melakukan kegiatan positif, seperti memperbanyak berdo’a serta menghilangkan pikiran negatif.

“Intiya gak boleh stres. Itu yang bisa membuat saya bisa sembuh,” paparnya.

Maka dari itu, Ririn berharap, perlakuan dan pandangan orang terhadap pasien Covid-19 jangan terlalu buruk. Dirinya mengajak masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah, protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan. Diantaranya menggunakan masker; cuci tangan sesering mungkin, jaga jarak aman, tidak berkumpul atau berkerumun.

“Selain itu, masyarakat harus peduli dan memberi dukungan kepada pasien dan keluarga Covid-19, jangan dikucilkan,” pintanya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top