Gelar Seminar Kewirausahaan dan Muscab, Pertuni Tuban berharap Kontribusi dari Pemkab
TUBAN, SUARADATA.com-Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Tuban, digelar di Gedung Paripurna DPRD Tuban, Selasa (2/7/2024).
Kegiatan Muscab yang diikuti sebanyak 80 anggota itu untuk memilih Ketua DPC dan Dewan Pengawas Cabang, masa kepemimpinan lima tahun kedepan.
Dalam kesempatan itu, Pertuni juga menyelenggarakan Seminar Kewirausahaan dengan menghadirkan narasumber dari salah-satu pemerhati disabilitas dari Kabupaten Bojonegoro.
“Kegiatan seminar kewirausahaan ini menjadi fokus utama pada kegiatan hari ini. Kebetulan narasumbernya juga memiliki putra penyandang disabilitas,” kata Ketua DPP Pertuni Jawa Timur Setiawan Gema Budi
Lanjutnya, dalam seminar ini Pertuni Tuban fokus pada branding jamu tradisional yang dibuat oleh para anggota. Karena 90 persen anggota Pertuni Tuban berprofesi sebagai seorang pemijat yang memberikan refleksi sentuhan fisik. Sehingga dibutuhkan keseimbangan pemberian kesehatan dan rasa kenyamanan pada pasien dari dalam tubuh.
“Bukan hanya dari segi fisik, tapi juga ada terapi dari dalam untuk menyehatkan tubuh melalui konsumsi jamu tradisional,” tambahnya.
Menurutnya, selama ini anggota Pertuni yang berprofesi sebagai pemijat, telah menempuh pendidikan sekolah terapi pemijatan yang merupakan binaan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
“Pijatnya bukan asal-asalan, karena mereka sudah memiliki sertifikasi Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT), yang fokus pada dasar anatomi fisologi dan anatomi patologi inilah yang menjadi dasar pembuatan produk jamu,” katanya.
Sementara itu, untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dari masyarakat, Gema tegaskan butuhnya kolaborasi dengan keluarga maupun lingkungan inklusif. Karena, terkait visualisasi seperti takaran maupun pembelian bahan, penyandang tunanetra pasti membutuhkan kolaborasi atau bantuan orang lain.
“Kalau untuk marketing, pengemasan label saya kira teman-teman Pertuni bisa melakukan itu. Tapi kalau terkait visualisasi kami butuh kolaborasi. Dan inilah yang menjadi konsep kewirausahaan kali ini,” terangnya.
Melalui kontribusi dari PT TPPI, Gema berharap agar produk jamu tradisional milik Pertuni dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas. Bukan hanya pihak swasta saja, namun juga kontribusi dari Pemkab Tuban sangat diharapkan, sehingga produk jamu tersebut dapat masuk dan mendapatkan bimbingan dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskopumdag) Tuban.
Melalui dua kegiatan tersebut, Gema berharap agar pengurus baru dapat segera menyusun progam kerja yang fokus pada kewirausahaan, dengan melakukan kolaborasi dengan Pemkab maupun swasta.
“Karena tidak semuanya bisa diselesaikan sendiri, kolaborasi sangatlah dibutuhkan sesuai dengan UU No 8 Tahun 2016 tentang kesempatan Tunanetra untuk berwirausaha,” katanya.
Sementara itu, CSR Officer PT TPPI Tuban Yulistianto mengaku, sangat mendukung kegiatan seminar kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pertuni Tuban. Bentuk dukungan ini selaras dengan tanggung jawab TPPI dalam hal sosial maupun lingkungan.
“Karena kegiatan ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat, selain itu juga untuk memperjuangkan hak disabilitas. Jadi kami dari perusahaan sangat mendukung,” ucapnya.
Selama ini, PT TPPI Tuban juga fokus membantu kegiatan lainnya seperti, kegiatan sosial, lingkungan, keagamaan, dan kewirausahaan. “Kami juga rutin memberikan santunan kepada anak yatim piatu, pembuatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH),” ujar Yulistianto.
Selain itu, kegiatan pelatihan juga rutin dilaksanakan oleh PT TPPI di setiap tahunnya. Salah-satunya, pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pelatihan Las, pelatihan memasak dan UMKM yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2024 ini.
Melalui kegiatan yang digelar oleh Pertuni ini, dirinya berharap agar seluruh produk milik anggota Pertuni dapat terus dikembangkan bahkan bisa masuk hingga pasar internasional.
“Nanti teman-teman Pertuni silahkan di fasilitasi oleh dinas, kami akan selalu mendukung,” pungkasnya.(Sal/And/Red)