Kelangkaan Solar di Tuban, Bikin Sopir Terpaksa Antre Berjam-jam di SPBU
TUBAN, SUARADATA.com-Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kembali terjadi di Kabupaten Tuban. Sejak beberapa hari terakhir, sejumlah sopir truk dan angkutan umum mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pantauan di lapangan, akibatnya antrean panjang kendaraan pun tak terhindarkan di berbagai titik, Kamis (30/10/2025).
Salah satunya antrean kendaraan terlihat mengular di SPBU Sleko, Kelurahan Gendongombo, Kecamatan Tuban. Bahkan, sempat menimbulkan kemacetan, hingga anggota Polres Tuban diterjunkan mengatur lalulintas.
Situasi serupa juga terlihat di SPBU Gesing, Kecamatan Semanding. Para sopir harus rela menunggu selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan jatah solar.
Salah satu sopir angkot, Toni Hermawan, saat mengantri di SPBU Sleko mengaku sudah antre sejak pagi, sekitar pukul 09.00 WIB pagi sampai pukul 13.00 WIB.
“Saya antre dari jam 09.00 WIB sampai jam 13.00 WIB. Biasanya dari Kerek ngangkut penumpang, tapi sekarang tertunda karena solar langka,” keluh Toni saat ditemui di lokasi.
Toni menambahkan, banyak sopir yang terpaksa memarkirkan kendaraan lebih dulu sambil menunggu giliran pengisian. Bahkan, sebagian sopir memilih membeli solar eceran untuk menghindari antrean panjang di SPBU.
“Ini menjadi terhambat dengan adanya solar langka ini, ini setiap satu tahun sekali mendekati akhir bulan,” tuturnya.
Menurutnya, kelangkaan BBM jenis solar ini hampir terjadi setiap tahun menjelang akhir bulan, sekitar dua atau tiga bulan sekali, pasti begini.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar kelangkaan solar ini tidak terjadi setiap tahun.
“Harapannya ke depan jangan langka terus, supaya lancar dan tidak seperti ini terus. Ini bikin pekerjaan kami tersendat,” ujarnya.
Keluhan serupa juga datang dari Ali (30), sopir truk asal Desa Bekti mharjonyang juga mengantri di SPBU Sleko. Ia mengaku sudah mengantre sejak pukul 10.00 pagi namun hingga siang belum mendapat giliran.
“Saya muter ke beberapa SPBU, semua habis. Percuma muter-muter, malah habisin solar yang tersisa. Belum bisa muat barang karena belum isi BBM,” tuturnya.
Akibat kelangkaan ini, aktivitas pengangkutan logistik dan distribusi barang di sejumlah wilayah Tuban menjadi terganggu. Para sopir mengaku rugi waktu dan biaya karena operasional terhambat.
Menanggapi kondisi tersebut, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menegaskan bahwa antrean tidak selalu menandakan kelangkaan.
“Antrean belum tentu diartikan terjadi kelangkaan. Antrean menunjukkan adanya kebutuhan akan barang yang sama di waktu yang bersamaan,” jelas Ahad.
Ia menambahkan, stok Biosolar di SPBU wilayah Tuban dan sekitarnya sejatinya aman. Stok Biosolar di SPBU wilayah Tuban dan sekitarnya ada dan tersedia. Jika ada yang kosong, statusnya sedang dalam pengiriman.
“Kami memantau secara digital stok produk di masing-masing SPBU,” terangnya.
Ahad juga menjelaskan, Bio Solar merupakan jenis BBM bersubsidi yang penyalurannya harus sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah.
“Bio Solar sebagai salah satu jenis BBM bersubsidi harus disalurkan sesuai jumlah kuota penugasan yang ditetapkan oleh pemerintah kepada Pertamina,” pungkasnya.(Sal/And/Red)