Kemenag Tuban Bantu Dua Keluarga Muallaf

Kemenag bantu muallaf di Kecamatan Bancar

TUBAN-Pintu hidayah memang sesuatu yang tak dapat diduga. Hal ini terjadi pada keluarga Juwok dan Sri Rahayu yang memutuskan menjadi Muallaf (masuk islam)  bersama kerabat keluarga.

Juwok (64) dan 3 anggota keluarganya masing-masing bernama Bagus Setiyo Rahayu, Widji Lestari dan Sutomo yang sebelumnya beragama Budha kini mereka memeluk agama islam. Sedangkan, Sri Rahayu (54) dan kakaknya Adem (75) yang sedang menderita penyakit stroke, dulunya keluarga ini memeluk agama Kristen.

Bertepatan adanya dua muallaf tersebut Kepala Kantor Kemenag Tuban melalui Penyelenggara Syariah, Mashari beserta tim dengan di dampingi Kepala KUA Kecamatan Bancar, Ainul Yaqin dan tokoh agama setempat Kiai Haramain mendatangi rumah kedua muallaf itu di Desa Bogorejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban.

Kedatangan tim selain memberikan ucapan syukur alhamdulillah dan bersilaturrahim, Mashari juga berkeinganan untuk menyampaikan motivasi beragama dan bantuan berupa Peralatan Sholat, sembako dan uang yang diambilkan dari dana UPZ Kemenag Tuban.

“Alhamdulillah ibu berdua beserta keluarga nya mendapatkan hidayah dari Allah SWT semoga tetap dalam keadaan iman dan islam sampai akhir hayat,” ungkap Mashari.

Ia menambahkan, bantuan ini diberikan lantaran kedua keluarga muallaf tergolong tidak mampu. Untuk Juwok kesehariannnya bekerja sebagai petani dan Sri Rahayu sebagai pedagang kecil-kecilan yang digunakan membiayai kakanya Adem terkena stroke. Kemenag berharap, agar keluarga Muallaf ini istiqomah dalam menjalankan syariat dan mendalami Islam. Selanjutnya, meminta kepada Kepala KUA agar membantu keluarga Juwok dan Sri Rahayu untuk terus membimbing dan mempelajari Islam.

“Tolong dibantu Pak KUA, tentunya keluarga ini sangat membutuhkan bimbingan dalam mempelajari Islam, semoga apa yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi ibu sekeluarga, sekarang kita adalah saudara seiman dan seagama tak ada perbedaan antara saya dan bapak/ibu dihadapan Allah SWT kecuali tingkat keimanan dan ketaqwaan,” bebernya.

Sementara itu, Kiai Haramain menceritakan awal masuknya ibu Adem dan ibu Sri Rahayu masuk Islam.

“Berawal dari kami ngaji di mushola yang kebetulan waktu itu menerangkan tentang kematian dan alam akhirat setelah kematian. Kebetulan bu Adem mendengarnya, beliau menangis dan menyatakan masuk Islam,” ucapnya.(AFF)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top