Perbaikan Permanen Tanggul Jebol Pemicu Banjir di Kerek, Akan Dilakukan di Akhir April
Reporter: Nursalam
TUBAN,SUARADATA.com- Perbaikan permanen tanggul yang jebol di Desa Temayang, Kecamatan Kerek, penyebab banjir bandang yang menerjang 8 desa, bakal dimulai perbaikan secara permanen pada akhir bulan April 2022. Hal tersebut dikatakan Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky saat meninjau lokasi pasca banjir bandang, Minggu (13/3/2022).
“Saat ini perbaikan masih bersifat darurat, untuk itu kita akan bangun permanen di akhir April atau paling lambat awal Mei ini,” kata Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
Menurutnya, penyebab pasti banjir di Kecamatan Kerek yang menelan satu korban jiwa tersebut akibat tanggul di Desa Temayang jebol 30 meter. Sehingga jebolnya tanggul tersebut mengirim limpasan air nya hingga ke Kecamatan Montong dan Tambakboyo. Selain tanggul yang jebol, terjadinya sedimentasi dan gundulnya hutan di daerah dataran tinggi Kerek ikut andil besar dalam musibah banjir bandang. Oleh karena itu, pihaknya selalu mengingatkan warga akan pentingnya menjaga hutan.
“Inti masalahnya masih sama, hutan di daerah atas ini gundul. Makanya saya tak pernah bosan berpesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga hutan dan merawat pohon yang telah kami ditanam untuk penghijauan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Halindra menyisir rumah warga yang terdampak banjir dan mendengar cerita para korban yang sebagian besar masih melakukan pembersihan pasca banjir. Untuk warga yang mengalami kerusakan rumah, Pemkab melalui Pemdes dan OPD terkait memberikan bantuan semen, hingga sak untuk pembangunan tanggul darurat.
“Selain bantuan semen kita juga memberikan bantuan sembako ke warga terdampak di semua titik kunjungan,” ungkapnya.
Usai meninjau di Kecamatan Kerek, Bupati Halindra melanjutkan peninjauan ke Kecamatan Montong tepatnya di Desa Sumurgung. Lokasi tersebut ebelumnya juga terkena banjir dan sempat surut, banjir kembali menggenangi desa tersebut. Banjir tersebut merupakan kiriman dari dataran tinggi di Desa Maindu Kecamatan Montong.
Di dataran tinggi Maindu, Bupati juga mendapati hal yang sama, yaitu tidak adanya daerah resapan air, sehingga air hujan langsung turun ke daerah yang lebih rendah. Debit air hujan yang tinggi, mengakibatkan sungai di desa setempat tidak bisa menampung air sehingga meluber ke kawasan pemukiman.
“Normalisasi sungai dan saluran air hingga kembali melakukan menanaman pohon akan kita lakukan dalam waktu dekat,” tuturnya.
Sebelumnya, normalisasi juga telah dilakukan di Dam Desa Talangkembar. Forkopimka Montong bersama OPD terkait membuat sodetan air untuk mengurangi debit air dan memecah aliran sungai.(Sal/Ru/Red)