Kilas Peristiwa

Puluhan Warga Ring Satu TPPI Tuban Tuntut Kompensasi Pasca Kebakaran, Desak Prioritas Tenaga Kerja Lokal

Puluhan warga saat menggelar aksi di depan PT TPPI.

TUBAN, SUARADATA.com-Ratusan warga dari Desa Tasikharjo dan Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, menggelar aksi unjuk rasa di depan gerbang utama PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Senin (27/10/2025). Mereka menuntut kompensasi pasca insiden kebakaran di area perusahaan yang terjadi pada Kamis (16/10/2025) lalu.

Selain menuntut kompensasi, massa aksi juga mendesak agar perusahaan memprioritaskan warga ring satu dalam rekrutmen tenaga kerja. Warga menilai, selama ini pihak TPPI belum memberikan kesempatan yang proporsional bagi masyarakat sekitar untuk bekerja di lingkungan perusahaan.

Sejak pagi, ratusan massa sudah memadati area depan pintu masuk TPPI sambil membentangkan berbagai poster dan spanduk bertuliskan tuntutan mereka. Aksi berlangsung hingga siang hari dan mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian untuk menjaga situasi tetap kondusif.

Koordinator lapangan aksi, Sutrisno (40), menyebut bahwa unjuk rasa tersebut merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap sikap perusahaan yang dinilai kurang tanggap terhadap dampak sosial dan psikologis pasca kebakaran.

“Aksi ini berkaitan dengan insiden kebakaran kemarin. Masyarakat meminta keadilan karena sempat terjadi kepanikan besar. Kami menuntut dua hal, kompensasi untuk warga terdampak dan prioritas tenaga kerja bagi warga ring satu,” ujar Sutrisno.

Menurut Sutrisno, terdapat tiga tuntutan utama yang diajukan warga kepada perusahaan, yakni pemberian kompensasi bagi warga terdampak, prioritas tenaga kerja bagi warga lokal, serta peningkatan peran humas dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar.

“Yang utama, kami minta kompensasi untuk warga dua desa. Kami juga ingin warga lokal diberi kesempatan lebih besar untuk bekerja di TPPI, dan humas perusahaan lebih aktif berkomunikasi dengan masyarakat,” ungkapnya.

Adapun kompensasi yang diminta, kata Sutrisno, berupa bantuan senilai Rp300 ribu untuk sekitar 2.000 kepala keluarga (KK) di dua desa terdampak. Ia menilai, insiden kebakaran beberapa waktu lalu tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga trauma psikologis bagi warga.

“Anak-anak menangis ketakutan saat melihat kepulan asap hitam. Sampai sekarang banyak yang masih takut setiap kali mendengar suara keras. Kami harap TPPI bisa berempati,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Safety, Security and Environment (HSSE) Manager Darmanto dan Area Manager CSR & Comrell menyampaikan bahwa aksi warga merupakan tindak lanjut dari sejumlah pertemuan dan mediasi sebelumnya antara TPPI, masyarakat, dan unsur Forkopimka Jenu.

“Sudah ada penyampaian dari masyarakat dan dari pihak TPPI, namun apa yang disampaikan kemarin masih belum diterima oleh warga. Tuntutan mereka tetap sama, soal kompensasi dan rekrutmen tenaga kerja lokal,” ungkap Tinoto.

Ia menambahkan, manajemen TPPI membuka ruang dialog dengan melibatkan pihak ketiga atau mediator independen agar solusi yang diambil bisa lebih objektif dan berimbang.

“Kami juga terus melakukan evaluasi dan mitigasi pasca insiden kemarin. Pihak safety terus menekankan adanya langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.

Aksi ratusan warga tersebut ditemui oleh Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Manager PT TPPI Tuban, Darmanto dan Area Manager CSR & Comrell PT TPPI Tuban, Tinoto Hadi Sucipto.

Manajemen TPPI mengajak perwakilan warga untuk berdialog di dalam kantor perusahaan, namun warga menolak dan meminta audiensi dilakukan secara terbuka di Balai Desa Remen.(Sal/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button