Kilas Peristiwa

Wali Kota Malang Apresiasi Poktan Panen Cabai Membantu Stabilkan Harga

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi Wawali, Ali Muthohirin. Bersama Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Aris Gunawan beserta Poktan. Memanen cabai di Dusun Baran, Kelurahan Wonokoyo, Kedungkandang, Kamis (13/03/2025). (foto : istimewa)


MALANG, SUARADATA.com-
Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M mengapresiasi upaya panen cabai dari kelompok tani (Poktan) di Kota Malang. Tentunya hal ini sangat membantu Pemkot Malang dalam menstabilkan atau menekan harga cabai di pasaran.

“Harga cabai jenis kaliber dari petani perkilogramnya Rp 50 ribu, tapi di pasaran bisa mencapai Rp 70 ribu sampai Rp 85 ribu perkilogramnya. Termasuk Ketua DPRD Kota Malang, dapati cabai perkilogramnya Rp 70 ribu. Tentunya menimbulkan fluktuasi, antara harga petani dan pasar ada nilai selisih lumayan,” kata Wali Kota, Wahyu Hidayat, Kamis (13/03/2025).

Terjadinya lonjakan harga cabai, ditegaskan Wahyu, menjadi atensi serius bagi Pemkot Malang. Harga cabai di lapangan telah terjadi tidak kesesuaian, pihaknya berupaya mempertimbangkan berbagai opsi dalam rangka stabilitasi harga bahan pangan.

“Upaya opsi stabilisasi tersebut, kami akan kembali mengaktifkan warung tekan inflasi (WTI). Pernah diterapkan dengan model kerjasama antar daerah (KAD). Salah satunya dengan Kabupaten Lumajang terkait pasokan cabai. Harganya lebih terjangkau lagi, ketika sudah dibeli masyarakat,” tegasnya.

Dikemukakan pula, Pemkot Malang juga akan mengevaluasi jalur distribusi cabai di Pasar. Bertujuan memastikan tidak terjadi adanya spekulan atau spekulasi harga menimbulkan nilai kerugian pada konsumen. Utamanya lagi menjelang pelaksanaan Idul Fitri, pihaknya akan melakukan tinjauan ulang kembali di pasar-pasar.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi Wawali, Ali Muthohirin. Ngobrol dengan salah seorang Poktan di lokasi panen cabai, disinggung perawatan dan setiap masa panennya.

“Lonjakan harga cabai munculnya hukum pasar. Permintaan pasar meningkat, tapi pasokannya alami keterbatasan. Mengakibatkan harganya naik meroket. Namun begitu, pasokan komoditas cabai di Kota Malang, tidak sampai terjadi kelangkaan. Perharinya mampu dihasilkan mencapai 183,33 ton. Dan pasokan dari daerah tetap kita butuhkan juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi menambahkan, potensi pertanian cabai di seputaran Kelurahan Wonokoyo, Kedungkandang. Terdapat 50 hektare lahan cabai yang masuki masa panen.

“Kami bersama Poktan telah melakukan panen pertama dan kedua, selanjutnya akan ada panen-panen berikutnya. Masa panen bisa berlangsung sebanyak 20 kali, periodenya seminggu sekali panennya. Akan tetapi, untuk hasil yang dicapainya bersifat fluktuatif di lapangan,” tambah Slamet.

Kendati pasokan cabai di Kota Malang lancar, Slamet menukaskan, harga cabai masih Rp 50 ribu sampai Rp 65 ribu perkilogramnya. Bahkan, sampai tembus di angka Rp 130 ribu perkilogramnya. Sebagaimana disampaikan Pak Walikota, permintaan pasar tinggi tapi pasokannya terbatas. Hal inilah, menjadikan harganya terkerek naik di pasaran.

“Oleh sebab itu, Pemkot Malang melalui Dispangtan. Kami terus berupaya melakukan pemberdayaan, pembinaan, pendampingan serta support bantuan ke petani (Poktan). Kita distribusikan pupuk, alat mesin pertanian dari dana APBD Kota Malang. Termasuk, adanya penyuluhan maupun pemasaran hasil panennya dari petani,” tukasnya.(Iwan/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button