Warga Sumurgeneng Studi Banding Lihat Aktivitas Kilang Cilacap

Foto bersama studi banding ke Cilacap

TUBAN, SUARADATA.com – Sebanyak 200 warga masyarakat Desa Sumurgeneng dan pemilik tanah yang terdampak dari pembangunan kilang Pertamina Grass Root Refinery (GRR) menggelat study banding ke kilang minyak Refinery Unit (RU) IV, yang merupakan kilang terbesar se Asia Tenggara yang berada di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020).

Acara studi banding yang digelar selama dua hari, 12-13 Januari 2020 tersebut diikuti Camat Jenu Mohammad Maftuchin Riza, perwakilan Forkopimka Kecamatan Jenu, dan Perwakilan anggota DPRD Kabupaten Tuban Komisi IV, Tulus Setiyo Utomo, serta Perwakilan BPD dan warga yang memiliki lahan.

Studi banding itubdigelar di Gedung Patra Graha yang berada di Jalan M.H Thamrin Cilacap bertujuan untuk melihat proses dan mekanisme serta dampak positif dan negatif terhadap proyek pembebasan lahan untuk perluasan pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah.

Salah satu warga Sumurgeneng, Ciptono, setelah melihat kilang bersama perwakilan masyarakat dan pegawai RU IV mendapatkan pemaparan dari Manager Engineering & Development Refinery Unit IV, dan Camat Cilacap. Dirinya mengungkapkan, dengan kegiatan ini warga ingin melihat dan memastikan kilang minyak yang berada di Cilacap.

“Pada study banding ini, warga Sumurgeneg, Kecamatan Jenu ingin melihat aktivitas kilang minyak RU IV Cilacap,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, sebelum berkunjung masyarakat membayangkan kalau rumah dekat kilang akan terdengar suara bising dari mesin mesin pabrik. Namun, setelah melihat sendiri, suara bising tidak seperti yang ia bayangkan.

“Saya pikir kalau rumah di dekat pabrik kilang minyak ada suara bising dari mesin pabrik, dan tidak seperti isu-isu yang beredar di warga,” paparnya.

Sementara itu, Camat Jenu, Mohammad Maftuchin Riza mengungkapkan, kegiatan studi banding ini agar warga mengetahui proses awal pengadaan lahan untuk pembangunan kilang. Sehingga berdirinya kilang yang berada di lingkungan masyarakat, termasuk multi player efek terkait pembangunan kilang.

“Pemerintah kecamatan hanya memfasilitasi saja, terkait dengan pengadaan lahan menjadi kewenangan bentukan dari tim atau tugas dari negara dalam hal ini menjadi tanggung jawab dari BPN. Harapan kami, masyarakat bisa memahami terkait pro dan kontra,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama, Unit Manager Communication & CSR, Laode S. Mursali mengungkapkan, kunjungan ini merupakan kunjungan kali kedua, yang pada tahun 2019 kemarin juga masyarakat Tuban mengadakan study banding ke tempat ini untuk melihat potensi Pertamina RU IV yang berada di Cilacap, dan tadi pihaknya menjelaskan dampak positif dari pembangunan kilang minyak.

“Ini merupakan kali kedua warga Tuban berkunjung kesini untuk melihat potensi pertamina RU IV,” tuturnya.(Sal/Fat/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top