GENERASI POST-AMIN RAIS

Pak Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertekad membebaskan warga Muhammadiyah untuk menentukan pilihan politiknya saat Pileg dan Pilpres 2019. Di tempat terpisah Mas Abdul Mu’ti, Sekertaris Umum Muhammadiyah dengan tegas mengatakan organisasinya tak bisa ditekan pihak manapun, terutama tekait dengan Pilpres. Pernyataan dua pimpinan Muhammadiyah mematahkan keinginan Amin Rais memaksa kader persyarikatan mendukung pasangan yang dibelanya: ingat pernyataan Amin yang akan menjewer Pak Haedar.

GENERASI POST AMIN RAIS

Kebebasan memilih dalam tubuh persyarikatan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan itu dirayakan dengan suka cita oleh kader-kadernya, mengabaikan seruan Amin Rais. Pada 10 April 2019, anak-anak muda Muhammadiyah mendeklarasikan Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB) untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Velandani Prakoso, Koordinator Wuilayah RIB Yogyakarta, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2016-2018 menyatakan “RIB awalnya diinisiasi oleh aktivis muda Muhammadiyah.” Mereka memilih berkubu dengan Jokowi karena kerja nyata selama ini.

Sebulan seblumnya Jaringan Penguasa Muda Muhammdiyah juga menyatakan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam deklarasi 10.000 pengusaha untuk Jokowi-Maruf Amin yang digelar Kadin Indonesia, di Gelora Senayan pada 21 Maret 2019. Mukhaer Pakkana, Ketua Dewan Pembina Jaringan Pengusaha Muda Muhammadiyah mengatakan “Pemerintah telah melakukan segala upaya agar perekonomi Indonesia tetap kuat dan bertahan di tengah gempuran global.”

Terakhir Ali Muthohirin, Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga PP Pemuda Muhammadiyah menegur keras Amin Rais terkait dengan acanamanya terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan menggerakan massa (people power) jika terjadi kecurangan dalam pemilu, Amin tak percaya Mahkamah Kosntitusi. Ali menyatakan “ini bentuk provokasi yang nyata dan upaya mendelegitimasi KPU secara sistematis. Sangat disayangkan pernyataan tersebut dikeluarkan oleh seorang tokoh reformasi bangsa. Pernyataan itu seakan menarik mundur kembali bangunan demokrasi yang telah dibangun dan di tata selama dua dekade terakhir.”

Pernyataan netralitas Pak Haedar dan Mas Mu’ti, kemenangan Cak Nanto dalam kontestasi sebagai ketua Pemuda Muhammadiyah, dan dukungan para kader mudah Muhammadiyah terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin adalah kenyataan yang tak bisa ditolak. Terkait dengan hal itu, aku tak bisa mengatakan bahwa kader-kader Muhammadiyah itu telah melakukan pembangkangan terhadap seniornya, tapi aku bisa mengatakan bahwa masa Amin Rais telah usai di tubuh persyarikatan. Dalam kecerdikan, mereka telah melampaui seniornya. Mereka generasi post-Amin Rais.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top