Cuci Kaki Ibu Jadi Tradisi Peringatan Hari Ibu Pada Salah Satu Sekolah di Sidoarjo

SIDOARJO, SUARADATA.com-Hari Ibu yang dilaksanakan secara serentak pada 22 Desember 2019 kemarin, menjadi momentum penting bagi seluruh pelajar yang ingin mengapresiasikn rasa bangga dan terima kasihnya kepada sang Ibu.

Seperti yang dilakukan oleh para siswa SMA Islam Parlaungan yang berada di Jalan Berbek I No 2-4 Waru Sidoarjo, kemarin (21/12/2019).

Hari itu segenap siswa di sekolah berseragam seperti biasa, berpakaian pramuka lengkap. Namun tampak ada sesuatu yang dibawa oleh mereka. Yaitu baskom berisi air yang sudah diberikan wewangian untuk membasuh dan mencuci kaki ibunya. Siswa ingin merayakan acara Hari Ibu dimomen penerimaan raport oleh sekolah kepada siswa dengan wali murid.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang mengundang wali murid dikhususkan untuk kaum ibu, atau kakak perempuan hingga neneknya mengikuti acara tersebut.

Salah seorang siswa, Rama Sakti, yang duduk di kelas XII-MIA menyampaikan, ucapan terima kasih kepada orang tua khususnya para Ibu yang selama ini dengan tulus membesarkannya.

“Semoga ibu sepenuhnya mendukung segala yang menjadi cita-cita kami,” ujarnya.

Acara berlanjut dengan musik tradisional yg menandakan bahwa bakat kreativitas siswa bagaimna mengenal dan melestarikan warisan budaya ditunjukkan dengan tarian Bali oleh para siswi.

Slamet, S. Si, selaku Kepala Sekolah mengatakan, acara ini adalah ide para siswa-siswi untuk menyambut hari Ibu. Dimana sebulan lalu sudah membentuk kepanitiaan kecil yang bertugas menghimbau dan mengajak siswa-siswi menabung untuk mempersiapkn kado terbaik untuk ibu saat hari Ibu nanti. Pihak sekolah merasa bangga memiliki siswa yang mulai terbiasa berfikir sosial dan faham bagaimana penddikan karakter ditanamkan.

“Salah satunya melalui media kegiatan cuci kaki orang tua dan mempersilahkan siswa memberikn bingkisan dan surat cinta untuk Ibundanya,” bebernya.

Selama proses pencucian, sekolah memberikan waktu intim anak untuk mengenal dan memahami ibunya. Musik bertemakan ibu menjdikan suasana hari merinding haru.

“Momentum hari ibu hanya setahun sekali. Semoga ikatan antara anak dan orang tua menjadi kokoh dan akrab sebgaimna tantangan zaman milenial diama teknologi menjauhkn anak dengan orangtuanya namun pendidikan karakter di sekolah menjdikan tameng dan pertahanan diri saat anak-anak milenial ini memasuki zaman tanpa filter dan koreksi,” tutup Slamet.(Sal/Fat/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top