Jurnalis Nahdliyin Bedah Kepemimpinan Perempuan Mulai Era Ratu Tribhuwana Tunggadewi Hingga Gubernur Khofifah

FGD Forkom Jurnalis Nahdliyin yang diadakan dalam rangka HUT Provinsi Jawa Timur ke-77. foto : istimewa.

SURABAYA, SUARADATA.com-Pada peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim ke 77, Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membedah Kepemimpinan Perempuan di Bumi Majapahit Mulai Era Ratu Tribhuwana Tunggadewi hingga Gubernur Khofifah”.

Acara tersebut berlangsung di Varna Culture Hotel dan menghadirkan nara sumber atau pemateri yang mumpuni serta berpengalaman dibidangnya. Mulai Pengajar Mata Kuliah Sejarah Unesa, Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum, MA, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait, SE, M.Sc, Muslih Hasyim Sufy, S.Ag, M.B.A, Aktivis Pemuda NU, Alumni PMII serta mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dr. Rizal Ramli yang hadir secara daring.

Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum, MA, menyampaikan Jatim memiliki historis panjang terkait dengan kepemimpinan perempuan.

“Kalau kita baca di buku Denys Lombard di Majapahit tak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi seorang pemimpin. Jadi tak ada kriteria untuk pemimpin harus dari seorang pria,” ujar Dosen Unesa Surabaya ini, Rabu (12/10/2022).

Kata dia, demikian halnya dalam Negarakertagama. Majapahit itu dibangun tak hanya jaya oleh pemimpin laki-laki, tapi juga jaya dengan pemimpin perempuan.

“Kita tahu bahwasanya ada Gayatri dan Tribhuwana Tunggadewi, ini menunjukkan di bumi Majapahit ini terdapat pemimpin perempuan yang muncul justru di saat terjadi konflik di internal atau saat itu terjadi pemberontakan,” tuturnya.

Dari sejarah itu bisa diambil suatu kesimpulan refleksi. Artinya, kepemimpinan perempuan menjadi salah satu faktor atau bisa jadi mempersatukan bangsa dan negara.

“Pemimpin perempuan di masa depan harus memiliki porsi bagi kita semua untuk kemudian didorong. Kita semua berharap dengan munculnya perempuan sebagai pemimpin, pembangunan di negara dan bangsa ini memunculkan pembangunan yang pro dengan perempuan. Sehingga pembangunan ini tak meninggalkan perempuan, isu anak dan bisa dikolaborasikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait menyampaikan jika saat ini Jawa Timur memiliki Khofifah sebagai pemimpin yang merupakan satu-satunya gubernur perempuan di Indonesia.

“Dan terbukti sejauh ini on the track dan dalam kondisi pandemi selama pemulihan yang cepat dan itu membuktikan sudah tidak relevan dikotomi pemimpin itu harus seorang laki-laki,” ujar politikus muda yang akrab disapa Gus Fawait.

Dari sudut pandang parlemen, Gus Fawait melihat jika Khofifah cukup tangguh dan bisa membuat pulih ekonomi yang terpuruk karena pandemi.

“Saya melihat sebuah keberhasilan dan tidak bisa dilakukan pemimpin lainnya, ketika tak memiliki pengalaman serta jam terbang seperti Bu Gubernur Khofifah,” lanjut Fawait.

Bendahara GP Ansor Jatim ini sangat mengapresiasi Khofifah dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi melebih nasional seperti saat ini.

“Ditengah krisis Covid dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda, Jatim masih baik saja atau bahkan pertumbuhan ekonomi melebihi nasional. Saya pikir sebuah prestasi tersendiri bagi seorang pemimpin sekaliber Khofifah,” tutupnya.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top