MALANG, SUARADATA.com-Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang, Yayuk Hermiati menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.l, Kota Malang terbaik kedua se-Jawa Timur, terkait tingkat kegemaran membaca (TGM) di program Gelis Maca.
“Hal tersebut, kita ketahui TGM di masyarakat Kota Malang pada 2024. Dinilai sangat tinggi yakni dengan 83 point. Yang dirilis oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. TGM kita masih di bawah Kota Surabaya,” jelas Yayuk, Selasa (11/2/2025).
Yayuk menyebutkan, Kota Malang sebelumnya terkait TGM pada 2022 berada diperingkat 22. Berikutnya, diagay 2023 naik ke peringkat 14 dari jumlah total 38 kota atau kabupaten di Jawa Timur. Capaian peningkatan peringkat TGM, tentunya didukung dengan program Gelis Maca tersebut.
“Ditambah lagi, upaya kerja keras dan inovatif semua pihak yang telah membantunya. Berkomitmen bersama dengan langkah nyata. Selain itu, juga tetap diluncurkan mobil baca keliling ke sejumlah rumah pintar, dan layanan antar buku ke peminatnya terus kita laksanakan,” beber Kabag Perekonomian Setda Kota Malang.
Lebih jauh dikatakan, pada penilaian kompetisi TGM se Jawa Timur. Ada beberapa indikator yang ditentukan. Mencakup frekuensi minat membaca masyarakat dalam setiap minggunya. Jumlah bahan bacaan per triwulannya, durasi membaca per harinya, frekuensi akses internet per minggunya, dan durasi akses internet per harinya.
“Indikator-indikator yang telah disebutkan tadi itu, telah dimiliki dan dipenuhi oleh Dispussipda Kota Malang. Alhamdulillah, rilis yang disampaikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Kita mendapatkan terbaik kedua se Jawa Timur. Tentunya ini patut dipertahankan dan ditingkatkan lagi,” kata dia.
Disinggung awal mula menggagas program Gelis Maca. Yayuk menuturkan, berawal dari optimalisasi pengelolaan rumah pintar yang sudah terbentuk. Didukung dan dikuatkan dengan bantuan bacaan literasi buku bermutu dari perpustakaan nasional. Termasuk dengan penggunaan buku digital.
“Selain itu, kami juga didukung pendampingan dari komunitas literasi, pada pemustaka baru di rumah pintar. Ada pula workshop menulis bagi pemustaka di rumah pintar. Kita juga berkolaborasi dengan mitra eksternal, seperti Perguruan Tinggi. Membuat kajian hasil pendampingan dari komunitas literasi. Salah satunya dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), dalam bantuan cetak buku workshop penulisan,” tutur perempuan berkacamata tersebut.
Sejauh ini, dikatakan Yayuk, Dispussipda berupaya mengoptimalkan dan memprioritaskan keberadaan 15 rumah pintar yang ada. Termasuk, bekerjasama dengan salah satu penerbit buku. Yang mana setiap rumah pintar, mendapatkan bantuan buku digital senilai Rp 5 juta.
“Tujuan dari semua itu adalah untuk penguatan sekaligus peningkatan TGM di Kota Malang lebih bagus lagi. Oleh karenanya, pada capaian 2025 ini nantinya, minimal mempertahankan capaian seperti 2024 kemarin. Perjuangan menempatkan Kota Surabaya terkait TGM, diakuinya butuh perjuangan lebih maksimal lagi. Tapi kami terus tetap optimis lebih bagus lagi di 2025,” ujar Yayuk.
Terakhir, untuk mencapai 2025 lebih bagus lagi yakni agar bisa number one is the best se Jawa Timur. Ke depannya, Dispussipda berupaya membuka layanan pada hari Senin-Sabtu di Perpustakaan Umum dan tempat lainnya. Contohnya, di Pojok Baca Digital (POCADI), di Mal Pelayanan Publik (MPP) Merdeka Ramayana, satu lagi di Malang Creative Center (MCC) serta di Taman Trunojoyo.
“Kami pun terus mengintensifkan kunjungan ke 15 rumah pintar, kemungkinan akan menambah rumah pintar lagi. Demikian halnya, kami juga tengah mengajukan bantuan, khususnya buku bacaan sebanyak 1.000 buku ke Perpustakaan Nasional. Yang akan kita sebarkan nanti di 25 kelurahan di Kota Malang,” pungkasnya.(Prokopim/Iwan/And/Red).
