Pendidikan

Lamongan Siapkan Pendidik Masa Depan: 45 Guru SMA/K Rampungkan Pelatihan Koding dan KA

LAMONGAN, SUARADATA.com-Suasana belajar yang serius namun antusias menyelimuti di SMAN 1 Babat selama dua hari penuh IN-2, 25-26 Oktober 2025.

Sebanyak 22 guru di lokus 2 dari berbagai SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta di Kabupaten Lamongan berkumpul untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) In-2 yang berfokus pada Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Kegiatan ini dimulai sejak 30 Juni – 26 Oktober 2025 ini dengan IN-1, OJT, IN-2 secara offline dan online serta bimbingan di LMS.

Pelatihan intensif terintegrasi di LMS-Ruang GTK Kemendikdasmen RI ini bukan sekadar rutinitas. Melainkan bagian dari program prioritas nasional Kemendikdasmen RI yang bertujuan mendigitalisasi kurikulum. Kerja sama dengan LPD Yale Communication ini menjadi jembatan bagi para pendidik Lamongan untuk melompat ke era teknologi.

Jembatan Menuju Mahir Literasi Digital

Kegiatan penutupan oleh Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Lamongan Mustakim melalui Kasi PMA-PK-PLK Sujito. Dalam sambutannya, menekankan bahwa literasi digital bukan lagi skill tambahan, melainkan pondasi utama bagi pelajar saat ini.

“Kabupaten Lamongan harus merespons cepat. Melalui pelatihan Koding dan KA ini, kita membekali guru-guru kita agar mereka mampu menyiapkan siswa menjadi insan yang tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakan teknologi dan bisa menjaga etika dalam penggunaan KKA dengan bijak,” tegas Sujito, menegaskan bahwa dukungan pemerintah daerah terhadap program ini sangat serius.

Terima kasih kepada bapak/ibu peserta yang telah melaksanakan pelatihan ini dengan serius dan penuh tanggungjawab, semoga ini semua yang didapatkan menjadi bermanfaat bagai bapak/ibu, lembaga dan ke siswa di kelas. Sehingga kita bisa mengantarkan siswa-siswi untuk mahir digital di era saat ini, terangnya.

Sementara itu, Sigit Joko, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMAN 1 Babat, menyampaikan kebanggaannya sekolah mereka dijadikan lokus kegiatan.

“Kami menyediakan fasilitas terbaik. Semangat para guru yang hadir membuktikan bahwa Lamongan siap menyongsong perubahan kurikulum yang lebih adaptif terhadap teknologi,” ujar Sigit.

Belajar Langsung dari Ahlinya

Selama empat bulan tersebut menjadi sesi eksplorasi mendalam di bawah bimbingan Fasilitator Nasional (Fasnas) Koding dan KA, Ikhwan Fahrudin dan M. Satria Pinandita. Mereka tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga simulasi praktis mengenai cara mengintegrasikan Koding dan KA, konsep Machine Learning sederhana ke dalam berbagai mata pelajaran, jauh dari sekadar ilmu komputer murni.

Ikhwan Fahrudin menjelaskan filosofi di balik pelatihan ini. Fokusnya adalah computational thinking atau pola pikir komputasional. Setelah pelatihan ini, guru mampu mengimbaskan ke rekan sejawat sehingga semarak Koding dan KA semakin meluas. Selain itu, bapak/ibu terus update kemampuan teknologi yang terus berkembang sepanjang waktu.

“Kita wajib mengikutinya sebagai insan pendidikan. Guru bisa merancang proyek di mana siswa menganalisis data sejarah menggunakan tools KA sederhana. Koding menjadi bahasa baru untuk pemecahan masalah di semua disiplin ilmu”, kata pendidik asli Babat Lamongan ini.

Satria Pinandita menambahkan, pelatihan ini sengaja dirancang secara In-2 untuk memastikan bahwa konsep yang telah dipelajari sebelumnya benar-benar terinternalisasi.

“Target kami adalah lahirnya modul-modul pembelajaran berbasis proyek yang inovatif berbasis Koding dan KA dari Lamongan,” paparnya.

Antusiasme Pendidik Menyambut Perubahan

Antusiasme peserta pun sangat tinggi. Salah satu peserta Diklat, Ahmad Isroil dari SMA Unggulan BPPT Al Fattah, mengungkapkan betapa pentingnya pelatihan ini.

“Awalnya, Koding dan KA terasa asing, seperti hanya milik guru TIK. Saya sendiri pengajar matematika di kelas. Namun, setelah empat bulan ini dibimbing Fasilitator Nasional, kami menyadari bahwa ini adalah kemampuan berpikir logis yang bisa diterapkan di semua mata pelajaran,” kata guru konten kreator ini.

Ia menambahkan, tantangannya sekarang adalah menyesuaikan metode pengajaran lama dengan tools digital baru.

“Ini tantangan yang menyenangkan. Kami tidak hanya mengajar, tetapi juga ikut belajar bersama siswa, dan itu akan membuat kelas jauh lebih relevan,” harapnya.

Dengan rampungnya pelatihan ini, 45 guru di lokus 1 dan 2 Lamongan kini membawa modal pengetahuan dan keterampilan baru, siap menjadi motor penggerak transformasi digital di sekolah masing-masing, menjanjikan lahirnya generasi Lamongan yang melek dan cakap teknologi.(Sal/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button