RPS Tuban Gelar Literasi Informasi Bagi Pelajar
TUBAN, SUARADATA.com-Sebanyak 30 siswa dan siswi dari SMK Mambail Futuh dan dua sekolah yang ada di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mengikuti kegiatan pendidikan literasi informasi dan konten digital yang diselenggarakan Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban, Rabu (23/11/2022).
Kegiatan yang digelar di SMK Mambail Futuh Jenu, dibuka langsung oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum yang juga dihadiri Ketua RPS, Khoirul Huda, Kepala SMK Mambail Futuh Jenu, serta tim dari PLN Nusantara Power.
Dalam pelatihan tersebut RPS menghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya Eddy Purnomo menyampaikan materi literasi informasi, Teguh Budi Utomo menyampaikan materi jurnalistik, Arief Wibowo mengupas materi foto, dan Khusni Mubarok membedah materi video.
Kepala SMK Mambail Futuh, Moh. Maghfur Arifin S. Hum mengatakan, saat ini semua orang dapat menjadi pewarta. Seorang pewarta pada prinsipnya memberitakan atau menginformasikan ke orang lain informasi. Karena sebuah peristiwa bisa difoto dan disampaikan di media sosial.
“Dalam kegiatan ini, peserta akan diajarkan bagaimana cara menjadi pewarta yang baik. Tidak hanya bentuk gambar, juga dalam bentuk digital. Seperti di SMK Mambail Futuh, semuanya serba digital,” ungkapnya.
Setelah mengikuti kegiatan RPS, Kasek berharap para peserta dapat membuat portal berita. Masih luasnya ruang di sosial media yang belum dioptimalkan menjadi tantangan pelajar untuk berlomba membuat konten yang positif dan mencerdaskan.
“Khusus anak SMK Mambail Futuh yang kompeten di IT, harus segera membuat rencana publikasi sekolah. RPS hari ini memberi ilmu dan harapannya mengawal dan mendampingi selama 6-7 bulan sampai siswa SMK mumpuni,”pintanya
Selanjutnya, saat ini pelajar harus rajin membaca buku. Kosakata yang banyak akan membuat berita istimewa dan menarik untuk dibaca. Jangan menyajikan berita hoaks, karena dampaknya buruk untuk publik.
Sementara itu, Ketua RPS, Khoirul Huda, menyampaikan, fungsi dari wartawan diantaranya melakukan edukasi. Selain mengontrol juga memberi hiburan untuk publik. Oleh karena itu, RPS ingin mengajak peserta untuk mau menjadi generasi wartawan.
“Dalam membuat berita hal penting yaitu memiliki dasar. Melalui kegiatan ini, peserta diminta untuk mengoptimalkan kesempatan untuk sharing dengan para pemateri,” timpalnya.
Fenomena di sosial media juga menjadi perhatian RPS. Sebab, banyak ujaran yang kurang baik sering terlontar di dunia digital. RPS tidak ingin, para pengguna sosial media khususnya pelajar, karena ketidaktahuannya justru terjerumus dan terjerat ke UU ITE.
“Profesi wartawan itu mulia, sebab semuanya diberikan untuk publik. Selain media yang terverifikasi, wartawan di RPS juga telah lulus uji kompetensi,” tegasnya.
Saat ini, para netizen belum mampu membedakan produk pers dan media sosial. Potongan informasi yang disampaikan di sosial media itu baru sebatas info awal. Pesan penyelenggara, ikutilah pelatihan ini dengan serius dan sungguh-sungguh.
“Ayo belajar bersama-sama agar kemampuan literasi informasi pelajar SMK meningkat,” bebernya.
Ditempat yang sama, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum mengakui belum menyentuh hingga literasi informasi ke madrasah, dan berterimakasih kepada RPS karena telah mengawalinya.
“Ke depan Kemenag bisa kolaborasi dengan RPS Tuban dalam literasi informasi madrasah. Tuban memiliki 5.000 guru lebih madrasah yang harus dilatih membuat konten yang menarik untuk menunjang pembelajaran yang produktif,” pungkasnya.(Sal/And/Red)