Santri Antusias Belajar Ilmu Falak di Pondok Pesantren Wali Songo, Tuban
TUBAN, SUARADATA.com-Tanpa disadari bahwa beberapa aktifitas tergantung kepada ilmu falak. Khususnya umat Islam untuk menentukan penanggalan dan waktu ibadah. Terutama disaat untuk menentukan masuknya awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Ilmu falak merupakan eksak yang paling tua dan menurut beberapa literatur mengatakan bahwa peletak batu pertama Ilmu Falak adalah Nabi Idris As.
Hal senada juga di ungkapkan oleh M. Ihtirozun Ni’am salah satu pemateri di Pondok Pesantren Wali Songo Gomang, Desa Lajolor, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, terkait bahwa orang pertama dalam Ilmu Falak adalah Nabi Idris As.
“Menurut Sejarah, Ilmu Falak itu ditemukan oleh Nabi Idris As, hal ini diperkuat menurut literatur di kitab Al- Kitab Khulasah al- Wafiyah karangan KH. Zubair Umar Al- Jailani yang merupakan rektor pertama di IAIN Wali Songo Semarang,” jelasnya.
Pria yang kesehariannya aktif sebagai dosen tetap jurusan Ilmu Falak di IAIN Wali Songo Semarang ini juga menciptakan sebuah alat yang diberi nama Al- Murobba’. Alat ini berbentuk persegi dan berfungsi sebagai metode untuk mengukur waktu sholat, arah kiblat dengan lebih murah dan efisien.
“Dalam perhitungan arah kiblat, sudah banyak teori dan metode yang berkembang, salah satunya teori segitiga bola/ trigonometri bola. Ada juga teodolit yang harganya mencapai puluhan juta,” ungkap tim ahli Badan Hisab Ruqyah Kemenag Tuban ini.
Menurutnya, hal tersebut dapat disiasati dengan menggunakan alat yang telah diciptakan. Sehingga, para santri di Pondok Pesantren Wali Songo tidak perlu lagi takut untuk belajar Ilmu Falak.
“Mempelajari Ilmu Falak itu tidak sulit dan tidak perlu menggunakan alat yang harganya mahal”, katanya.
Berbekal pengetahuan tersebut, Ihtirozun Ni’am memberikan pelatihan dan praktek Ilmu Falak kepada 100 orang santri yang terbagi atas 50 santri dan 50 santriwati di Pesantren Wali Songo Gomang, Sabtu (16/5/2020).
Para santri terlihat sangat antusias pada saat pemateri memberikan penjelasan dan praktek penghitungan Ilmu Falak.
“Berkaitan dengan program ini, setiap tahun Pondok Pesantren Wali Songo Gomang memberikan pembelajaran Ilmu Falak khususnya di bulan Ramadhan,” terang Ni’am.
Sementara itu, salah satu santri yang ikut dalam pelatihan Ilmu Falak, M. Khoirudin mengatakan, sangat senang dapat mengetahui sejarah dan pengetahuan Ilmu Falak.
“Selama ini saya beranggapan bahwa mempelajari Ilmu Falak sangat sulit karena harus tepat dalam menentukan arah kiblat, waktu shalat, awal Puasa Ramadhan dan yang lainnya,” ucapnya.
Setelah diberi pelatihan dan praktek Ilmu Falak, anggapan para santri tentang sulitnya Ilmu tersebut menjadi berubah.
“Ternyata mempelajari Ilmu Falak sebenarbya tidak sulit, ilmu ini sangat penting untuk dipelajari karena menyangkut ibadah kita sehari-hari,” pungkasnya.(Sir/And/Red)