Gelar Tahlil Serentak Nasional untuk Korban Erupsi Semeru

SURABAYA, SUARADATA.com-Pada hari ke-13 setelah erupsi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) resmi mengakhiri operasi evakuasi.

Operasi dihentikan lantaran sejak dua hari yang lalu Tim SAR menemukan kondisi tubuh korban sudah rusak di sejumlah lokasi terdampak erupsi. Data terakhir, 49 orang ditemukan meninggal dunia dan 39 orang dinyatakan hilang.

Sekretaris DPW Partai Gelora Jawa Timur, Misbakhul Munir bisa memahami keputusan penghentian operasi evakuasi korban erupsi Semeru tersebut. Sebab, dari laporan relawan Blue Helmet yang ikut bersama Basarnas melakukan operasi rescue, kondisi di lapangan sudah tidak memungkinkan. Bahkan berpotensi mengancam keselamatan relawan rescue karena terjadinya banjir lahar.

“Hari Kamis ini, operasi SAR resmi dihentikan. Saya kira ini wujud kepasrahan kita melepas sanak saudara yang jasadnya belum ditemukan. Karena itu, kami mengajak semua pihak memberikan doa terbaik dengan menggelar tahlil menggelorakan doa untuk korban erupsi Semeru, sekaligus untuk keselamatan Indonesia,” tutur pria yang akrab disapa Gus Misbah itu, Kamis (16/12/2021) malam.

Kata dia, kegiatan tahlil dan doa bersama ini dipusatkan di Rumah Kolaborasi Relawan Blue Helmet yang berada di Candipuro dan Pronojiwo, Lumajang. Selanjutnya, diikuti pengungsi, warga sekitar posko dan sejumlah relawan. Sedangkan, tahlil ini juga dilaksanakan serentak secara nasional di seluruh kantor DPD dan DPW Partai Gelora se Indonesia, baik secara langsung mau pun daring.

“Ikhtiar maksimal telah dilakukan oleh para relawan rescue bersama Basarnas dalam usaha mencari dan mengevakuasi korban luka maupun meninggal dunia. Namun proses evakuasi ada batasan waktunya. Karena itu, kini saatnya pasrah dan mengikhlaskan saudara-saudara kita yang menjadi korban,” bebernya.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora Jatim, Muhammad Sirot mengatakan mengenai keberlanjutan operasional Posko Blue Helmet akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, khususnya karena kejadian erupsi susulan pada Kamis (16/12/2021) pagi.

Gus Sirot melanjutkan, saat ini yang terpenting adalah memberi motivasi kepada korban selamat yang saat ini menjadi pengungsi agar tetap optimis menjalani kehidupan. Selain itu, juga memastikan kegiatan ekonomi, belajar mengajar dan aktifitas ibadah bisa tetap berjalan.

“Saat ini yang penting memikirkan warga terdampak yang saat ini ada di pengungsian. Termasuk, mengawal rencana proses relokasi warga. Harapannya relokasi tidak hanya membuat warga lebih aman dari ancaman erupsi tapi juga membawa kesejahteraan bagi warga sekitar gunung Semeru,” tutupnya.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top