Kemenag Tuban Silaturahmi dengan Tokoh Antar Agama, Sambut Tahun Toleransi

TUBAN, SUARADATA.com-Guna mewujudkan salah satu program prioritas Kementrian Agama dan menyambut tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tuban melakukan safari ke beberapa tokoh lintas agama yang ada di Kabupaten Tuban, Selasa (27/9/2022).

Safari yang digawangi Kepala Seksi Bimas Islam dan didampingi Pengurus Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) tersebut, melakukan kunjungannya di tiga lokasi, yaitu di Klenteng Kwan Sing Bio, Gereja Paroki Santo Petrus, dan ke Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag).

“Ini dilakukan dalam rangka menyambut tahun toleransi. Sebagaimana arahan pimpinan Kakankemenag Tuban, bahwa tahun ini dicanangkan sebagai tahun toleransi oleh Menteri Agama,” kata Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Tuban, Mashari.

Menurutnya, dalam kunjungan tersebut di awali di tempat ibadah Klenteng Kwan Sing Bio, yang diterima langsung oleh satu pengurus klenteng, Soejanto. Selanjutnya, setelah dari Klenteng dilanjutkan ke gereja Paroki Santo Petrus dan diterima langsung oleh Romo Agustinus, dan ditempat ke-tiga menuju kantor Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag).

“Kunjungan ini sudah kami lakukan Senin kemarin dengan didampingi beberapa pengurus kelompok kerja penyuluh atas perintah pimpinan untuk melakukan safari ke beberapa tokoh lintas agama,” tambahnya.

Lanjutnya, dalam kesempatan tersebut selain silaturahmi, Kemenag juga berkoordinasi dan diskusi dalam rangka menyambut Tahun Toleransi 2022. Diskusi yang berlangsung penuh keakraban itu, disambut para tokoh agama dan mengapresiasi kunjungan tersebut.

“Selain itu, kami juga berkoordinasi dan diskusi salah satu tokoh agama,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu tokoh agama, Immanuel berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Tuban yang terkenal dengan simbul pohon kalpataru. Karena kerimbunan pohonnya sehingga dapat menjadi tempat berlindung berbagai jenis satwa.

“Dalam hal ini Indonesia adalah sebuah pohon besar yang bisa menaungi makhluk lainnya dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda agama tetapi tetap satu ideologi dalam bingkai kerukunan,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top