Bubur Suro Sunan Bonang, Kuliner Khas Tuban di Waktu Ramadan

Warga saat berebut untuk mendapatkan bubur suro

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com- Bulan Ramadan yang hadir setiap tahunnya memiliki momen kerinduan tersendiri, salah satunya yakni kuliner khasnya. Seperti di Kabupaten Tuban yang memiliki makanan khas yang hanya bisa dijumpai di bulan suci ini, yakni Bubur Suro Sunan Bonang.

Kuliner yang selalu dinanti warga sekitar saat sore hari ini dimasak di kompleks makam Sunan Bonang atau Syekh Maulana Makhdum Ibrahim atau di halaman masjid Astana Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Tuban.

Bubur suro memiliki cita rasa kaya rempah nan gurih, sehingga nikmat untuk berbuka puasa.

Abdi Dalem Makam Sunan Bonang Ali Taman mengungkapkan bahwa tradisi ini sudah sejak lama dilakukan di tempat tersebut selama bulan puasa berlangsung.

“Bubur suro ini berwarna kuning keemasan. Warna itu timbul dari rempah-rempah yang masukan,” ungkapnya, Kamis (7/3/2022).

Imam menambahkan, setiap bakda salat dzuhur di bulan Ramadan, pengurus Makam Sunan Bonang selalu membuat bubur suro untuk dibagikan kepada masyarakat. Proses pembuatannya menggunakan dua wajan kuningan berukuran besar. Tidak tanggung-tanggung, setiap hari mereka menghabiskan 12 kilogram beras, 10 kilogram daging dan tulang sapi serta 10 butir kelapa.

Untuk mendapatkan rasa dan aroma yang khas, bahan-bahan tersebut dimasak dalam dua wajan selama hampir tiga jam dengan menggunakan kayu bakar. Setelah salat asar, warga antre untuk mendapatkan jatah bubur suro tersebut.

“Tahun ini Alhamdulillah bisa buat bubur lagi. Kalau Ramadan kemarin tahun 2020 kita tidak buat. Karena virus corona masih tinggi,” ungkapnya.

Tanpa perlu menunggu waktu lama. Dua wajan bubur suro Sunan Bonang ludes diserbu warga. Warga sangat antusias menjadikan bubur ibi sebagai santapan saat buka puasa.

“Iya ikut antre tiap sore. Kalau rasanya gurih, enak, dan memang rasanya sangat khas, beda dengan bubur lainnya,” ujar salah satu warga Komplek Sunan Bonang, Acuk.

Berdasarkan data yang dihimpundari pengurus yayasan, bubur suro sudah temurun sejak zaman Sunan Bonang, tepatnya sekitar tahun 1500 M.

Tidak ada yang berubah dari rasanya, sejak dulu hingga sekarang rasa rempahnya yang begitu kuat selalu menjadi kekhasan bubur suro Bonang.(Sal/Ru/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top