Travel

Diskopindag Support Gen Z Migrasi Tongkrongannya di Pasar Tradisional

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi saat mendampingi Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan meninjau ke Pasar Klojen. Selanjutnya, memonitoring stok dan harga sembako.(foto: Iwan Irawan)

MALANG, SUARADATA.com-Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menegaskan, Pasar Klojen telah menunjukkan jauh perubahannya setelah dilakukan revitalisasi oleh pemerintah.

“Pasar Klojen dulunya kerap hanya dikunjungi emak-emak. Tapi kini juga digandrungi sebagian Gen Z, migrasi dari cafe resto kini sobo ke pasar. Dikarenakan konsepnya telah berbeda, Pasar Klojen lebih ke arah modern,” tegas Kadiskopindag, Eko Sya, Senin (4/11/2024).

Melihat perkembangan dan perubahan konsepnya, dikatakan Eko, pasar tradisional di Kota Malang nantinya akan dibuat merata seperti itu. Banyak digandrungi Gen Z, berwisata kuliner dan nyaman nongkrongnya. Sebab, berkonsep modern dan memberikan daya tarik tersendiri.

“Saat ini kami baru mewujudkan Pasar Klojen. Alhamdulillah, bisa berhasil dan viral untuk Pasar Klojen. Kini Gen Z sudah tidak malu lagi jika sobo (kunjung) ke pasar, bertujuan menghidupkan perekonomian rakyat dan meramaikan pasar-pasar tradisional di Kota Malang,” kata dia.

Kedepannya, lanjutnya lagi, pada 2025 nanti akan ada lima pasar tradisional dikonsep modern. Diantaranya, Pasar Sawojajar, Pasar Kasin, Pasar Sukun, Kotalama serta Pasar Kebalen.

“Kita di 2024 sudah ada dua pasar yang digandrungi Gen Z atau kaum milenial, yakni Pasar Klojen dan Oro-Oro Dowo. Mengubah persepsi kalangan Gen Z tidaklah gampang. Kondisi dalam pasar terlalu monoton, jauh dari wisata kuliner dan minimnya tempat tongkrongan. Ya tahu sendiri seperti apa perkembangannya,” sambung Eko.

Masih kata Eko, untuk itu keberadaan pasar tradisional di Kota Malang tidak boleh sekedar menyediakan kebutuhan sembako atau lainnya. Tapi butuh difasilitasi pula dengan jajanan (kuliner), serta tempat tongkrongan yang nyaman dan asyik sekaligus unik.

“Jika sudah seperti itu konsepnya, turut membantu calon entrepreneur baru. Memberikan peluang bagi Gen Z yang ingin maju dan berwirausaha. Kami berkeyakinan peluang usaha kuliner menjanjikan, karena banyak dicari orang,” ucapnya.

Pasar-pasar telah direvitalisasi oleh Pemerintah, disebutkan Eko, akan ditingkatkan konsep pengelolaannya lebih modern. Guna digemari banyak pengunjung. Terlebih, menjadi magnet bagi warga Kota Malang setiap harinya.

“Sarana prasarananya pun harus ada peningkatan, agar pengunjung lebih aman, nyaman serta betah. Tidak keburu-buru berpikiran cepat pulang, terkecuali ada hajat khusus. Kita lakukan itu secara bertahap dan berkelanjutan peningkatannya,” ujarnya.

Terpisah, pedagang Pasar Klojen yakni Ivan Rahman beserta pengunjung setianya Adiba Hasna menyampaikan, perubahan penataan atau konsep dari Pasar Klojen telah dirasakannya.

Ivan sengaja berjualan kuliner tradisional yakni kue putu. Namun penyajiannya bernuansa modern, sehingga hal itu menjadi banyak diminati Gen Z. Dirinya mengaku ingin memiliki tantangan atau mendapatkan pengalaman baru.

“Kami ingin Gen Z bisa menjadi pelanggan setianya, selain kalangan umum lainnya. Kue putu dirasakan mulai sulit ditemui, sehingga butuh dilestarikan keberadaannya,” tutur Ivan.

Adiba Hasna salah satu pengunjung di Pasar Klojen menyampaikan, merasa penasaran setelah mengetahui testimoni positif di sosmed. Ingin membuktikan tongkrongan di Pasar Klojen tersebut. Sebab, pembangunan pasar tradisional alami banyak perubahan atau tidak kolonial.

“Ternyata benar adanya, dan lagi ada kuliner unik yang bisa diburu di Pasar Klojen. Dan kami menilai asyik sambil belanja dan nongkrong di sini. Yang pasti Pasar Klojen keren dan asyik buat Gen Z,” ujar Adiba.(Iwan Irawan/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button