Luar Biasa, Ibu Rumah Tangga di Tuban Kelola Daun Jati Jadi Kripik

TUBAN, SUARADATA.com-Keripik adalah salah satu makanan yang banyak diminati. Rasanya yang gurih dan juga renyah membuat keripik ini menjadi pilihan sebagai camilan. Salah satunya adalah keripik daun jati.

Ya, jika pada umumnya daun jati digunakan sebagai bungkus makanan. Namun, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, daun jati disulap menjadi makanan ringan.

Di tangan Ivon Meyrinda, (25) warga Desa Koang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, ini sukses menyulap daun jati menjadi makanan ringan hingga tembus pasar internasional.

Dengan memanfaatkan lahan jati di sekitar rumahnya, Ibu dua anak ini setiap harinya sibuk mengumpulkan daun jati di sekitar rumahnya. Bukanya digunakan sebagai bungkus makanan. Namun, daun jati ini nantinya akan diolah menjadi makanan ringan yang berfungsi meningkatan metabolisme lemak tubuh.

Dalam satu bulan, kripik daun jati ini mampu terjual hingga 1000 picis. Rasanya yang gurih dan bermanfaat sebagai peningkatan metabolisme lemak tubuh, membuat makanan ini banyak diminati oleh masyarakat.

Tak hanya dari dalam kota, jajanan seharga Rp 10.000 per picis ini juga terjual hingga luar provinsi, seperti Bali, Sumedang, hingga Jakarta.

Produsen Ivon Meyrinda mengatakan, pembuatan keripik daun jati ini, terinspirasi dari lingkungan sekitar. Dengan memanfaatkan daun jati yang banyak ditemukan disekitar rumahnya, kemudian berinovasi membuat keripik berbahan dasar daun jati.

“Terinspirasi dari lingkungan. kebetulan dis ekitar rumah saya ini banyak pohon jati. Lalu saya berfikir bagaimana membuat usaha yang tidak keluar banyak biaya, tapi bisa laku. Lalu saya berinovasi membuat keripik daun jati,” ungkapnya, saat ditemui di rumahnya, Senin (31/10/2022).

Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan proses pembuatan awalnya, pertama memilih daun jati yang masih muda. Kemudian daun jati ini dicuci dan direbus untuk menghilangkan rasa gatal pada daun. Setelah direbus daun jati kemudian dicuci lagi dan dimasukan kedalam adonan tepung yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Daun jati ini kemudian digoreng hingga mengeras. Setelah mengeras daun jati ditiriskan dan dicampur dengan bumbu olahannya sendiri. Dan langkah terakhir daun jati ini dimasukan kedalam kemasan, dan siap untuk dijual,” tambahnya.

Dalam pemasarannya, pihaknya memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, dan WhatsApp setelah ada pesanan, akan dikemas dan dikirim melalui jasa ekspedisi,” terangnya.

Menurutnya, dalam satu bulan keripik daun jati ini mampu terjual hingga 1000 picis, tak hanya dari sekitaran kota, keripik berbahan dasar daun jati ini mampu terjual hingga luar Provinsi, seperti Bali, Sumedang, hingga Jakarta.

“Dalam pembuatan kripik kami menyediakan beberapa varian rasa seperti original, pedas bawang goreng, dan rumput laut. Dalam satu picis keripik daun jati dengan berat 100 gram kita dijual dengan harga Rp 10.000,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top