Antisipasi Money Politik, GMNI Jatim Sebar 21.000 Pemantau

Pemantau pemilu GMNI Jatim

SURABAYA-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Timur menerjunkan sebanyak 21 ribu lebih relawan pemantau pemilu yang terdiri dari unsur mahasiswa dan alumni. Kegiatan tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya praktek money politik atau politik uang.

Ketua Lembaga Pemantau GMNI Jatim, Nabrisi Rohid mengatakan, 21 ribu relawan dikerahkan untuk melakukan pemantauan dan pengawasan proses pelaksanaan pemilu 2019. Karena saat ini telah terjadi kasus money politik dibeberapa daerah di Jatim, seperti Ponorogo, Probolinggo, Sidoarjo dan Lamongan. Oleh sebab itu, GMNI baik ditataran provinsi dan kabupaten/kota mampu berperan aktif dalam memantau setiap tahapan pemilu mulai sebelum pemungutan hingga perhitungan surat suara.

“Sebelum dilaksanakannya pemungutan itulah menjadi waktu yang rawan terjadinya money politik atau biasa disebut serangan fajar,” papar Naha sapaan akrabnya.

Mantan Ketua HMM Prodi Matematika Unirow Tuban ini menambahkan, sebelum pemungutan merupakan waktu yang paling rawan terjadi politik uang. Untuk itu para pemantau harus lebih jeli melihat setiap gerak-gerik warga yang berpotensi melakukan hal itu. Bila menemukan praktek politik uang, pemantau jangan segan-segan melaporkan kepada pengawas TPS setempat.

“Kami imbau pada masyarakat agar lebih sadar akan bahayanya money politik atau politik uang tersebut. Hak memilih merupakan kedaulatan berpolitik warga, jangan sampai dapat dibeli dengan nominal uang semata,” bebernya.

Naha menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasi Bawaslu Jatim telah menemukan ratusan TPS yang ditengarai rawan terjadinya pelanggaran pemilu. Untuk itu, diintruksikan kepada anggotanya untuk lebih intensif melakukan pemantauan diwilayah merah tersebut. Sedangkan, saat ini Bawaslu jatim menemukan 691 TPS terjadi praktik pemberiaan uang/ barang pada masa kampanye.

“Dari sini sehingga pantauan lebih intensif dilakukan pada daerah rawan dan berpotensi besar terjadinya pelanggaran pemilu,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Koordinator Divisi Pemantauan, M. Ageng Dendi Setiawan berharap, para pemantau yang berada di daerah mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga, kecurangan-kecurangan pemilu mampu diminimalisir. Bahkan, seluruh kader pemantau GMNI harus benar-benar memastikan pemilu berjalan adil dan tidak ada kecurangan mulai dari TPS hingga di tingkatan KPU kab/kota.

“Semoga pemilu 2019 di Jawa Timur ini berlangsung tertib dan aman,” harapnya.(AFF)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top