Gelar Seminar Peluang dan Tantangan Artificial Intelligence, Rektor Unirow: Bijak Penggunaan Dalam Kegiatan Akademik
TUBAN, SUARADATA.com-Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban sukses melaksanakan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNasPPM) IX, dengan tema “Peluang dan Tantangan Artificial Intelligence (AI) Pada Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Era Digital”. Sabtu (31/8/2024).
Kegiatan yang terpusat di Hall Gedung Rektorat lantai 2 itu diikuti 320 Pemakalah. Rinciannya terdiri dari Pemakalah Umum dan Pemakalah Mahasiswa dari 10 perguruan tinggi yang tersebar dari 9 Provinsi.
Rektor Unirow, Dr. Wali, M.Pd, mengatakan, dewasa ini keberadaan Artificial Intelligence (AI) sendiri sangat membantu bagi Dosen maupun Mahasiswa. Namun, yang menjadi persoalan adalah, ketika kecerdasan buatan dipergunakan tapa dasar pemahaman yang mumpuni, maka bisa menjadi boomerang.
“Kami berpesan kepada semua yang hadir untuk lebih bijak dalam mengunakan Artificial Intelligence (AI) dalam kegiatan akademik,” ungkapnya.
Dalam hal ini, ia mencontohkan ketika proses penyusunan Buku ajar yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, berkat bantuan AI dapat terselesaikan dalam hitungan Minggu, bahkan hari. Namun yang harus diperhatikan adalah keakurasian dari isi buku ajar tersebut.
“Setiap kali mengunakan bantuan kecerdasan buatan isi tetap harus dikaji ulang. Tantangannya adalah perlu pengkajian ulang, jangan sampai sebagai akademisi terlena dengan kecanggihan teknologi,” tambahnya.
Sementara itu, dalam orasi ilmiah yang berjudul Artificial Intelligence And Expert Systems In Health, Biomedical, And Biometric Research, Guru Besar pada Bidang Ilmu Pengolahan Citra Undip, Prof. Rizal memaparkan, Artificial Intelligence, atau kecerdasan buatan merupakan kecerdasan buatan yang dihasilkan oleh manusia.
“Artificial Intelligence bertujuan untuk mereproduksi fungsi otak manusia. Atau dengan kata lain kapasitas yang diberikan manusia kepada mesin untuk menghafal dan belajar dari pengalaman, berpikir dan mencipta, berbicara, menilai dan mengambil keputusan,” tuturnya.
Meskipun demikian, biarpun bisa menirukan gerak gerik manusia, keberadaan AI sendiri hingga kini belum bisa mengantikan tugas manusia secara permanen.Melalui AI, bagian-bagian dari tubuh manusia dapat dijadikan sebagai sistem biometric melalui pemindaian telapak tangan, wajah, retina hingga pada pengenalan daun herbal.
“Meskipun bisa menirukan manusia, AI sendiri tidak mungkin akan terlihat alami seperti manusia,” terangnya.
Lebih lengkap lagi, Prof. Rizal menyampaikan, kehadiran kecerdasan buatan dalam bidang biomedis dapat digunakan untuk diagnosis tuberkulosis, pengendalian diabetes mellitus, deteksi natu ureteri, identifikasi batu ginjal, identifikasi osteoarthritis, diagnosis difteri, diagnosis gastritis, diagnosis gastroanteritis.
“Selain itu, juga bisa rekam medis obs-Gyn mobile, identifikasi dan klasifikasi penyakit jantung, deteksi penyakit liver, artoplasti pinggul, penghitungan sel darah, pengenalan wajah, pengenalan sidik jari, pengenalan iris,” pungkasnya.
Untuk diketahui, SNasPPM IX ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Unirow Tuban.
Seminar itu dihadiri pengurus dan Pengawas PPLP – PT PGRI Tuban, Rektor, wakil Rektor, Dekan, Direktur Pasca Sarjana, Kaprodi, Dosen, Mitra Dunia Usaha dan Industri serta mahasiswa.
Selian itu, hadir pula Prof. Dr. Ir. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T., IPU, ASEAN Eng. Guru Besar pada Bidang Ilmu Pengolahan Citra Program Doktor Sistem Informasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Juga hadir, Advisor Project GGR TUban, Yayak Rachmat Hidayat dan Analyst IT Operations PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, Fahrudin Yusuf Sr.(Sal/And/Red)