EventsTravelUncategorized

Tim PKM Unirow Tuban Manfaatkan Buah Mangrove Jadi Pewarnaan Batik

Warga Masyarakat Desa Socorejo saat dilatih menggunakan pewarna alami dari buah mangrove.

TUBAN, SUARADATA.com-Sebagai bentuk meningkatkan potensi ekonomi dan kesejahteraan lokal warga Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, menggelar pelatihan inovasi pewarnaan batik ecoprinting melalui buah mangrove (Propagul).

Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Socorejo ini diikuti oleh ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bunga Samudra Socorejo dan perangkat desa setempat, Senin (26/8/2024).

Selain memberikan pelatihan, tim pengabdian PKM Unirow juga memberikan sosialisasi dan pengembangan program desa cinta statistik yang berbasis data potensi Desa Socorejo. Dengan harapan mendapatkan output berupa profil desa, monografi, pengembangan website desa.

Ketua Tim pelaksana, Kresna Oktafianto mengatakan, fokus utama pelatihan adalah inovasi dalam teknik ecoprinting, memanfaatkan buah mangrove (propagul) sebagai bahan pewarna alami.

“Pelatihan ini memanfaatkan buah mangrove sebagai bahan pewarnaan batik ecoprinting melalui buah mangrove (Propagul),” tuturnya.

Harapannya melalui inovasi ini, warga desa mampu mengembangkan produk batik yang tidak hanya bernilai seni tinggi tetapi juga ramah lingkungan sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan Suistanble Development Global
(SDG).

“Dengan dilaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dapat meningkatkan potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa Socorejo,” harap pria yang juga Dosen Unirow Tuban ini.

Sementara itu, Kepala Desa Socorejo Zubas Arief Rahman Hakim memberikan, apresiasi dan motivasi untuk warga yang mengikuti pelatihan batik ecoprinting.

Dalam hal ini pihaknya berharap kegiatan ini tidak hanya sampai disini saja, kalau bisa dilanjutkan sampai menghasilkan produk batik dan bisa dipasarkan di wisata semilir sebagai oleh-oleh khas pantai.

“Harapnya kegiatan ini tidak hanya sampai disini saja, kalau bisa dilanjutkan sampai menghasilkan produk batik dan bisa dipasarkan di wisata semilir sebagai oleh-oleh khas pantai,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Suara Data Network

assalamualaikum

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button