LSN Beri Apresiasi Kapolri Sigit Salurkan Hewan Kurban ke Pesantren

 

Gus Fawait

SURABAYA, SUARADATA.com-Laskar Sholawat Nusantara (LSN) memberikan apresiasi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah menyalurkan hewan kurban ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes).

“Apresiasi untuk Kapolri Jenderal Sigit, karena penyaluran hewan kurban ini sebagai bentuk sinergi Polri dengan pesantren,” kata Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN), Muhammad Fawait kepada wartawan, Rabu (28/6/2023).

Gus Fawait begitu disapa, bahwa langkah Kapolri pada Idul Adha 1444 ini merupakan implementasi dari ajaran proklamator kemerdekaan RI, Soekarno. Presiden RI pertama itu mengajarkan untuk tidak melupakan jasa para pahlawan atau JAS Merah. Sebab, di masa pra kemerdekaan, para ulama berjuang bersama santri melawan penjajah, sehingga kita saat ini bisa menikmati kemerdekaan.

“Saya mengapresiasi langkah Kapolri yang menyalurkan hewan kurban kepada pesantren untuk kemudian disampaikan kepada santri dan masyarakat sekitar pondok. Ini menunjukan sikap Polri yang tidak melupakan jasa ulama dan santri. Terima kasih Pak Kapolri,” beber tokoh NU muda Jawa Timur ini.

Ia menambahkan, kebijakan Kapolri menyalurkan hewan kurban ke lingkungan pesantren sudah tepat. Sebab keberadaan pesantren umumnya ada di pedesaan, bahkan pelosok desa. Apalagi angka kemiskinan mayoritas ada di pedesaan. Karena itu penyaluran hewan kurban ini menyentuh lapisan masyarakat yang memang membutuhkan.

“Penyaluran hewan kurban lewat pondok pesantren sudah tepat, karena keberadaan pesantren dekat dengan masyarakat desa,” ujar Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin tersebut.

Sementara itu, pada masa pasca kemerdekaan peran pesantren tak kalah penting. Pesantren menjadi lembaga pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat desa. Meski tak sedikit pula orang kota yang mempercayakan pendidikan putra/putri mereka ke lembaga pesantren.

“Keberadaan pesantren di pedesaan hingga pelosok desa juga membantu pendidikan masyarakat. Sebab, sekolah atau pendidikan formal tidak seluruhnya bisa menjangkau wilayah desa,” pungkasnya.(Di/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top