Pj Wali Kota Malang: Eksistensi Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Dimasifkan


83
Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M, belajar memotong irisan tipis dijadikan keripik tempe yang belum dibumbui dan digoreng. Hal itu dilakukannya saat meninjau sentra industri perajin keripik tempe Sanan, Purwantoro Blimbing, Jumat (14/06/2024). (foto : Iwan Irawan)

MALANG, SUARDATA.com-Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr . Ir. Wahyu Hidayat, M.M, menegaskan perlunya menguatkan lebih (masif) lagi dan eksistensi sentra industri perajin keripik tempe asal Sanan, Kelurahan Purwantoro, Blimbing.

“Berbicara keripik tempe, wisawatan dari luar daerah maupun manca negara. Referensi oleh-olehnya tidak lepas dari keripik tempe asal Sanan. Untuk itu, usaha turun temurun ini perlu dilestarikan oleh ahli warisnya,” tegas Pj Wali Kota, Wahyu Hidayat saat meninjau perajin keripik tempe Sanan, Jumat (14/6/2024).

Ditegaskan kembali, harapannya kepada para perajin Keripik tempe, keberadaannya bukan sekedar melanjutkan sebuah usaha warisan semata. Akan tetapi, butuh dikembangkan dengan inovasi dan kreativitas yang berkualitas.

“Sebab, kami meyakini segala sesuatunya tanpa ada inovasi dan kreativitas. Usaha yang dijalankan dengan cara monoton atau stagnan. Lambat laun akan ditinggalkan pelanggannya, pada akhirnya menurunkan omset penjualan maupun pendapatannya,” tandasnya.

Berkaitan hal itu, Pj pun mengatakan, para perajin keripik tempe Sanan senantiasa menjaga kualitas produksi dan rasanya. Harapannya, tidak sampai terkontaminasi dengan keadaan perekonomian. Terutama, skill atau keterampilan terus diasah lebih inovatif serta berkreatif.

“Kami menginstruksikan kepada perangkat daerah (OPD) untuk memberikan pendampingan sekaligus pembinaan kepada perajin keripik tempe di sini (Sanan). Keluhan terhadap bahan-bahannya dikeluhkan perajin keripik tempe akan kita carikan solusinya serta membawanya (laporkan) ke Kemendag RI,” kata dia.

Ditempat yang sama, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menambahkan, pihaknya terus berupaya mendorong kemajuan perajin keripik tempe lebih bagus lagi. Tentu diskopindag bakal fasilitasi persoalan perizinannya berkaitan dengan merk dagangnya.

“Tak kalah pentingnya lagi, kami berharap kepada perajin keripik tempe. Hendaknya segera memiliki nomor induk berusaha. Guna bisa meningkatkan sekaligus mengembangkan usahanya lebih maju lagi,” tambah Eko Sya.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi Kepala OPD terkait. Diskopindag dan Diskominfo serta Camat Blimbing. Memberikan pembinaan dan arahan kepada pelaku perajin keripik tempe, tergabung di sentra industri perajin keripik tempe Sanan.

Disebutkan pula, Diskopindag akan memberikan pelatihan ke perajin keripik tempe Sanan. Tentunya, diberikan secara bertahap dan bergantian untuk pelatihannya. Sebagaimana diinstruksikan Bapak Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M.

“Selain pelatihan, kita juga membantu mempromosikan hasil produksi mereka. Kita promosikan sedemikian rupa, hingga luar daerah bahkan mampu bisa tembus manca negara. Kita juga akan membantu penyediaan air bersih, khususnya di daerah sentra industri perajin keripik tempe. Kami akan segera mengkoordinasikan secara lintas sektoral,” cetusnya.

Perajin keripik tempe Sanan, Imam Ghozali selepas dikunjungi Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, ia menuturkan, merasa mendapatkan spirit ditambah lagi dibantu untuk promosinya lewat Diskopindag. Sebab, sebeluknua promosi yang dilaluinya cukup terbatas.

“Sales kami yang berjalan hanya mampu di Kota Batu dan sekitarnya. Satu lagi, di luar pulau yakni Kalimantan. Kalo di dekat sini, produk kami diambil oleh Lancar Jaya pusat toko oleh-oleh khas Malang. Oleh sebab itu, kami butuh pemasaran hingga berbagai daerah,” tutur Imam.

Kendala lainnya, menurut Imam, ada pada harga bahan bakunya yakni kedelai. Jika harga kedelai sudah pada naik, maka pihaknya ikut menaikkan harga jualnya. Jika hal itu tidak dilakukan, bakal gak kembali modal yang terjadi.

“Harga kedelai yang kami alami sempat di angka Rp 15.000. Yang sebelumnya harga kedelai Rp 10.000. Tapi alhamdulilah, harga kedelai sudah turun lagi yakni di angka Rp 10.500. Kami pun saat ini penjualan keripik tempenya per pack Rp 7.500. Peningkatan omset penjualan atau pesanannya, pas momentum lebaran maupun dari pelanggan tetap nya,” terang Imam.

Salah seorang pekerja perajin keripik tempe Amanah milik Imam Ghozali, yakni Hamzah (32). Dijelaskan, bersama pekerja lainnya. Dia mengaku mampu memotong tempe ukuran satu meter panjangnya. Sebanyak 10 lonjor, hasilnya terkadang dapat Rp 200 ribu, hingga Rp 500 ribu/minggunya.

“Rp200 ribu/minggu kalo pas sepi garapan. Kalau pas ramai dapatnya ya Rp 500 ribu/minggunya. Suka dukanya yang dirasakan olehnya. Sering keiris sedikit kulitnya, saat memotong keripik tempe. Tapi tidak sampai mengalami luka sobek. Merasa kurang bersemangat ketika garapannya lagi sepi,” jelas Hamzah.(Iwan/And/Red)


Like it? Share with your friends!

83
Suara Data Network
assalamualaikum

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *