Wali Kota Sutiaji Istiqomah Kembangkan Pendidikan Penguatan Karakter Anak

Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji didampingi Kepala Dindikbud, Suwarjana. Memasuki pelataran SDN Tanjungrejo 2, menuju aula sekolah. Guna memberikan pengarahan seminar pengembangan karakter anak, Jumat (11/8/2023). (Foto: Iwan Irawan).

MALANG, SUARADATA.com-Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji senantiasa istiqomah dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) anak.

Kehadirannya di acara pelatihan guru dan seminar orang tua itu enjadi motivasi tersendiri. Terutama, bagi guru maupun orang tua yang ditambahkan dengan sambutan sekaligus arahannya.

Acaranya sendiri digelar oleh sponsored PT Pertamina Tbk bertempat di SDN Tanjungrejo 2, Gugus 9 Kecamatan Sukun, Jumat (11/8/2023).

Selepas memberikan sambutan dan arahan, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menegaskan, perkembangan era modern 5.0 kecanggihan teknologi yang ada, pada faktanya terkadang sudah jarang mengedepankan etika. Informasi positif maupun negatif dari luar sudah tidak ada sekat maupun etika.

“Sehingga, kemajuan teknologi jika tidak dipersiapkan dengan penguatan karakter mental positif. Bisa terjadi degradasi moralitas tak beretika,” tegas Wali Kota Sutiaji.

Lanjut dia, termasuk adanya kejutan psikologis pada anak-anak. Pastinya menjadi tempat pelarian kurang positif bagi masa depannya. Pada kondisi saat ini persoalan psikologis telah terjadi pada sebagian anak. Oleh sebab itu, kesiapan dan ketrampilan atau skill pada anak-anak perlu didorong dengan cara pendekatan.

“Mari berikan kepada mereka rasa aman dan nyaman serta semangat. Bertekad kuat bisa maju berkembang,” terangnya.

Wali Kota Malang, Sutiaji sewaktu memberikan pengarahan kepada para guru Gugus 9 dan se-Tanjungrejo, Sukun maupun orang tua. Terkait pengembangan karakter anak.

Kekurangan dan kelebihan pada tiap anak, menurutnya, memiliki perbedaan tersendiri. Adakalanya mahir pada akademik, atau non akademiknya. Bisa juga akademik dan non akademik lemah, tapi sisi lainnya memiliki kelebihan.

“Kami berharap peranan guru bersama orang tua, terhadap perkembangan karakter anak. Memiliki peranan kuat dan bersentuhan erat tiap harinya. Dapat memunculkan bakat dan skill-nya secara positif dan bermanfaat bagi orang lain,” cetusnya.

Nantinya perkembangan karakter anak, sambung Sutiaji, contoh satu kelas di sekolah bisa petakan menjadi delapan atau sepuluh kelompok. Guru bisa menggali bakat dan ketrampilannya secara linier pada muridnya.

“Potensi anak dimana letak skill yang perlu kita asah dan dikembangkan selanjutnya. Tidak boleh ada Distorsi, bahkan perlakuan diskriminasi pada anak. Serta tidak boleh menggeneralisasi terhadap apa yang diinginkannya,” tandasnya.

Mantan Wawali Kota Malang 2013-2018 ini mengibaratkan anak di sekolah seperti ramuan atau resep masakan. Setiap bahan masakan memiliki keunggulan tersendiri.

“Demikian halnya, dengan anak-anak kita juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita tidak bisa memilah dan memilih sesuka kita, suatu saat pasti membutuhkannya. Terhadap apa yang tidak kita inginkan tersebut,” pungkasnya.

Hal senada, diperkuat oleh Kepala Dindikbud Kota Malang, Suwarjana, S.E.,M.M pelayanan pembelajaran kepada anak. Bukan jamannya lagi dengan cara kaku dan keras. Selain itu, sudah waktunya pendekatan dari hati ke hati.

“Kelemahan dan kekeliruan pada, satu contoh tidak mengerjakan tugas. Sekali, dua kali dan tiga kali. Kita mesti menggali apa yang terjadi sebenarnya. Kita berinisiatif mengkomunikasikan dengan keluarganya,” ujar Jana.

Mantan Sekretaris Dindikbud ini menambahkan, guru di sekolah pun sudah tidak jamannya gampang emosi pada anak didiknya. Ajaklah anak didik tersebut berkomunikasi yang baik, nasehati terus menerus dengan sabar.

Kepala Dindikbud Kota Malang, Suwarjana mengajak komunikasi kepada murid kelas 5 dan 6 SDN Tanjungrejo 2. Disaksikan Kepala SDN Tanjungrejo 2, Safriadi Kasijanto sebelum dimulainya acara pengembangan karakter anak di aula sekolah.

“Apalagi di sekolah dasar seperti ini, guru BK nihil. Adanya hanya guru kelas, dan guru agama diperbantukan dalam memberikan nasehat moral kepada murid. Guru SD saat kuliah sedikit banyak dibekali dengan ilmu psikologi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala SDN Tanjungrejo 2, Safriadi Kasijanto menuturkan, pelatihan guru dan seminar orang tua terkait perkembangan karakter anak merupakan satu kesatuan dan tidak bisa terpisahkan.

“Mereka berdua yang berkaitan erat terhadap perkembangan dan kemajuan dari pada anak. Baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat,” tutur Safri.

Peserta yang terlibat adalah guru sekolah di lingkungan SDN Tanjungrejo Gugus 9 Kecamatan Sukun. Ditambah orang tua dari wali murid SDN Tanjungrejo.

“Kami perlu mengajak untuk menguatkan karakter anak secara positif, dari pengaruh resiko bahaya lingkungan negatif. Terpenting lagi, bahaya perkembangan teknologi serba canggih. Dua bahaya itu, jika tidak kita tangkal sejak dini. Bakal memberikan dampak serius bagi masa depan anak nantinya,” ucapnya.(Iwan Irawan)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top