Usai Gelar Rapat Senat Terbuka, 2019 Ini Unirow Punya Dua Profesor

TUBAN, SUARADATA.com-Menggelar rapat senat terbuka, Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban mengukukuhkan Rektor Unirow Prof. Dr. Dra. Supiana Dian Nurtjahyani. M. Kes sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Mikrobiologi, Kamis (26/12/2019).

Prosesi pengukuhan yang berlangsung di Panggung Wisuda dan dihadiri oleh segenap civitas akademika Unirow beserta tamu undangan tersebut, dipimpin oleh Prof. Dr. Agus Wardono. M. Pd.

Rektor Unirow Tuban sekaligus Guru Besar ke-2 yang baru saja dikukuhkan dalam orasi ilmiahnya,berjudul pendekatan biologi molekuler pada mekanisme resistensi bakteri terhadap obat. Hal itu sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat menuju sumber daya manusia unggul. Untuk itu mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga dirinya bisa meraih predikat sebagai seorang Guru Besar.

“Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu hingga saya bisa seperti sekarang ini,” ungkap perempuan kelahiran 21 Mei 1968 ini.

Selanjutnya, Dian sapaan akrabnya mengatakan, menyandang predikat sebagai seorang guru besar merupakan suatu amanah dan harus dijalankan dengan sebaik mungkin. Karena menjadi seorang guru besar, harus semakin banyak melayani masyarakat, serta menjalankan tri darma perguruan tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian kepada Masyarakat, serta berbakti kepada almamater, nusa dan bangsa.

“Menyandang gelar guru besar ini harus semakin banyak melayani masyarakat, serta menjalankan tri darma perguruan tinggi,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan Dr. Sudarto M.Pd selaku Pengurus PB PGRI, ia menambahkan jabatan yang telah disandang oleh Prof Dian sebagai guru besar merupakan suatu amanah yang harus benar-benar dijalankan sebaik mungkin dan lebih fokus pada guru-guru di Tuban. Visi misi yang bersumber dari jati diri PGRI harus dipertahankan.

“Sesudah ibu memangku jabatan ini, saya berharap agar bisa lebih memfokuskan pada guru di Tuban, karena saat ini perubahan yang luar biasa yang terjadi di dunia pendidikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut lagi menurut Dr. Sudarto, M.Pd menuturkan pendidikan karakter harus lebih di galakkan lagi karena gelar lulusan dan akreditasi tidak menjamin memperoleh kesempatan kerja.

“Intinya pendidikan karakter harus diutamakan. Karena seperti sekarang ini, banyak anak didik ketika diberi nasehat oleh guru malah melawan, tugas utama dari seorang guru bukan hanya mentransferkan ilmu, tapi juga transfer nilai-nilai kebaikan,” paparnya.

Sementara itu, kepala LLDIKTI Propinsi Jawa Timur Prof. Dr. Soeprapto, DEA menambahkan, jumlah guru besar atau profesor di Jawa Timur merupakan yang tertinggi di tingkat nasional.

“Jumlah profesor atau guru besar di Jawa Timur ada 2,7 persen dari jumlah Nasional,” tuturnya.

Selanjutnya pria ramah senyum tesebut mengatakan, untuk tahun 2022 mendatang, Jawa Timur, dicanangkan harus sudah memiliki sebanyak 300 guru besar.

“Karena di Jawa Timur ada 200 perguruan tinggi, maka pada 2022 nanti Jawa Timur sudah harus memiliki 300 Guru Besar. Dan pada 2019 ini saya menargetkan sebanyak 9 guru besar, ternyata ada 10 guru besar baru,” paparnya.(Sal/Fat/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top