Manfaatkan Kain Perca, SIG Tuban Latih Ibu-Ibu Buat Keset Bernilai Ekonomis

Pelatihan pembuatan keset dari kain perca oleh SIG Pabrik Tuban, di Balai Desa Tuwiri Kulon, Kecamatan Merakurak.

TUBAN, SUARADATA.com-Sebagian orang menilai bahwa kain perca adalah sampah yang tidak bisa digunakan karena kain ini hanya sisa dari pembuatan pakaian.

Guna memanfaatkan hal tersebut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)-nya melatih ibu- ibu di Desa Tuwiri Kulon, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban kerajinan berupa keset dan alas tempat makanan dari kain perca.

Alhasil, ditangan Ibu-ibu yang mendapatkan pelatihan dari SIG ini. Merubah kain yang dianggap sampah ini diolah menjadi beragam produk kerajinan tangan bernilai ekonomis.

Pelatihan yang digelar di balai desa tersebut diikuti 20 ibu-ibu yang merupakan Wali Murid TK Tunas Harapan desa setempat.

“Bahan dasar pembuatan alas tempat makanan dan kesetnya adalah dari kain perca yang kebanyakan merupakan bahan yang berasal dari sisa produksi dari konveksi (penjahit),” kata Kepala Sekolah TK Tunas Harapan, Sutinah, yang menghadiri pelatihan, Jum’at (1/12/2023).

Menurutnya, pelatihan ini dilakukan pada saat ibu-ibu menunggui anaknya sekolah biasanya hanya nganggur atau ngerumpi saja. Melalui kegiatan pembuatan keset ini saat menunggui anaknya bisa sambil berkarya, sehingga lebih bermanfaat. Tetapi, yang terpenting bisa mendapatkan income dari kegiatan tersebut.

“Terima kasih kepada SIG yang telah memberikan bantuan berupa pelatihan pembuatan keset dan alas tempat makanan beserta 2 (dua) unit mesin jahit untuk ibu-ibu Wali Murid. Semoga hal ini dapat memberikan manfaat kepada para wali murid,” tambahnya.

Menurutnya, kain perca sebagai bahan baku pembuatan keset dan alas tempat sayur ini di dapat dari para penjahit yang ada di Desa Tuwiri Kulon. Biasanya kain perca tersebut hanya dibuang atau dibakar saja.

“Jadi untuk bahan pembuatan keset ini kita dapatkan secara gratis dari penjahit, sedangkan bila kita olah menjadi keset atau alas tempat makanan harga jualnya bisa menjadi Rp 10.000 sampai Rp 20.000 per bijinya tergantung ukurannya,” terangnya.

Lebih lanjut, Sutinah mengatakan, dalam sehari ibu-ibu jika sudah mahir dapat membuat 3 sampai 7 biji. Untuk jualnya pun tidak terlalu sulit bisa langsung dijual ke konsumen. Bahkan, sudah ada yang mau menampung keset maupun alas tempat makanan karya dari ibu-ibu wali murid ini.

“Kita sudah punya pasar yang jelas untuk penjualan keset dan alas tempat makanan ini,” akunya.

Sementara itu, Kepala Desa Tuwiri Kulon, Dasmiyati, berpesan kepada kelompok ibu-ibu wali murid TK untuk serius dalam pembuatan keset dan alas tempat makanan ini. Pasalnya, hal tersebut dapat menambah ekonomi atau pendapatan keluarga.

“Kalau kemarin ibu-ibu hanya tergantung pada suami, saat ini ibu-ibu sudah bisa mendapatkan uang sendiri. Minimal uang jajan untuk anak-anak bisa tercukupi,” katanya.

Kades perempuan tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada SIG karena melalui program CSR nya setiap tahun rutin melaksanakan program pemberdayaan masyarakat.

“Dengan adanya program pemberdayaan ini saya berharap kepada kelompok masyarakat yang mendapatkan program dapat serius menjalankannya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Community Devlopment Officer SIG Pabrik Tuban, Luksono mengatakan, bahwa prioritas program CSR dari SIG adalah untuk pemberdayaan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk turut mengembangkan ekonomi masyarakat.

“Kami berharap masyarakat yang mendapatkan program dari perusahaan dapat bersungguh-sungguh dalam menjalankannya agar benar-benar terasa manfaatnya baik bagi keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Namun yang terpenting adalah meningkatkan kesejahteraan di keluarganya,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top